Sambungan dari: "Berpetualang Di Pulau Tidung"
Lihat juga: "Secuil Cerita Di Pulau Tidung".
Lihat juga: "Secuil Cerita Di Pulau Tidung".
Setelah seharian yang lalu dipenuhi dengan petualangan dan memberikan kenangan yang tak terlupakan, dimulai dari pemberangkatan di Muara Angke, tiba di Pulau Tidung, agenda kegiatan seperti Snorkeling, bersepeda hingga Jembatan Cinta atau sekedar berputar-putar di perkampungan penduduk setempat, melihat matahari terbenam dan terbit, dan lain sebagainya dengan memanfaatkan waktu yang ada dan singkat ini sebaik-baiknya. Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan, tak habis-habisnya ucap syukur terus mengalir dalam hati ini.
Setelah menikmati mentari terbit di Jembatan Cinta. Aku terus menyusuri jembatan yang panjang ini (berapa meter ya, blom ada data yang dapat dijadikan acuan nich) hingga ke ujungnya yaitu Pulau Tidung Kecil. Hanya satu pertanyaannya, ada apa sich disana???. Hingga ujung jembatan sebelah timur (Pulau Tidung Kecil) ternyata terdapat warung-warung kecil yang menyuguhkan mie rebus, kopi panas, teh manis panas yang tentunya sangat nikmat disantap pagi hari yang sejuk setelah bersepeda dan berjalan menyusuri jembatan ini. Ditemani teh manis hangat dan mie rebus untuk mengganjal perut ini pun dengan lancarnya mengisi kekosongan perutku, dan dengan cukup membayar Rp9.000,00 aku berlalu dari warung tersebut untuk menyusuri jalanan Pulau Tidung Kecil ke arah timur, seperti tadi pertanyaannya, memang ada apa sich diujung jalan ini?.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 km, sepanjang jalan tumbuh pohon lamtoro yang banyak buahnya dan mengering dengan kondisi jalan berpavlingblock, cukup nyaman berjalan di sepanjang Pulau Tidung ini karena kondisi jalan yang sangat baik. Sampailah aku di sebuah bangunan dengan tata halaman yang asri dan luas, aku bertanya dengan warga setempat yang menjual minuman ringan ternyata ini merupakan bangunan milik Dinas Pertanian. Memang aku lihat terdapat bibit-bibit mangrove yang siap tanam di area ini. Selain itu aku juga melihat ada satu buah tenda terpasang di area ini, tampaknya bila pengunjung/wisatawan yang akan menikmati Pulau Tidung dengan cara berkemah, area ini lah yang disediakan. Sangat ideal dengan pemandangan yang langsung menghadap laut, ditunjang dengan air bersih yang tersedia di area bangunan, sangat ideal untuk berkemah.
Akhirnya waktu jua yang harus mewajibkan kembali ke rumah tinggal untuk berkemas dan kembali ke Jakarta. Sesuai informasi yang diterima, pukul 10.30 WIB diharapkan seluruh rombongan sudah berada di dermaga Pulau Tidung untuk berlayar kembali ke Muara Angke. Tentunya setelah membereskan seluruh kewajiban kepada Kepala Suku untuk pembayaran-pembayaran yang masih belum tuntas (lunas maksudnya). Dengan waktu yang tersisa ini pun tiada di sia-siakan untuk berfoto ria dan mencari kenang-kenangan atau oleh-oleh dari Pulau Tidung. Aku hanya membeli kaos "Save Our Tidung" seharga Rp42.500,00 satu buah sebagai kenanganku di Pulau Tidung, sementara rekan-rekan yang lain ada yang membeli makanan ringan keripik sukun sebesar Rp5.000,00 per bungkusnya.
Setelah menikmati mentari terbit di Jembatan Cinta. Aku terus menyusuri jembatan yang panjang ini (berapa meter ya, blom ada data yang dapat dijadikan acuan nich) hingga ke ujungnya yaitu Pulau Tidung Kecil. Hanya satu pertanyaannya, ada apa sich disana???. Hingga ujung jembatan sebelah timur (Pulau Tidung Kecil) ternyata terdapat warung-warung kecil yang menyuguhkan mie rebus, kopi panas, teh manis panas yang tentunya sangat nikmat disantap pagi hari yang sejuk setelah bersepeda dan berjalan menyusuri jembatan ini. Ditemani teh manis hangat dan mie rebus untuk mengganjal perut ini pun dengan lancarnya mengisi kekosongan perutku, dan dengan cukup membayar Rp9.000,00 aku berlalu dari warung tersebut untuk menyusuri jalanan Pulau Tidung Kecil ke arah timur, seperti tadi pertanyaannya, memang ada apa sich diujung jalan ini?.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 km, sepanjang jalan tumbuh pohon lamtoro yang banyak buahnya dan mengering dengan kondisi jalan berpavlingblock, cukup nyaman berjalan di sepanjang Pulau Tidung ini karena kondisi jalan yang sangat baik. Sampailah aku di sebuah bangunan dengan tata halaman yang asri dan luas, aku bertanya dengan warga setempat yang menjual minuman ringan ternyata ini merupakan bangunan milik Dinas Pertanian. Memang aku lihat terdapat bibit-bibit mangrove yang siap tanam di area ini. Selain itu aku juga melihat ada satu buah tenda terpasang di area ini, tampaknya bila pengunjung/wisatawan yang akan menikmati Pulau Tidung dengan cara berkemah, area ini lah yang disediakan. Sangat ideal dengan pemandangan yang langsung menghadap laut, ditunjang dengan air bersih yang tersedia di area bangunan, sangat ideal untuk berkemah.
Akhirnya waktu jua yang harus mewajibkan kembali ke rumah tinggal untuk berkemas dan kembali ke Jakarta. Sesuai informasi yang diterima, pukul 10.30 WIB diharapkan seluruh rombongan sudah berada di dermaga Pulau Tidung untuk berlayar kembali ke Muara Angke. Tentunya setelah membereskan seluruh kewajiban kepada Kepala Suku untuk pembayaran-pembayaran yang masih belum tuntas (lunas maksudnya). Dengan waktu yang tersisa ini pun tiada di sia-siakan untuk berfoto ria dan mencari kenang-kenangan atau oleh-oleh dari Pulau Tidung. Aku hanya membeli kaos "Save Our Tidung" seharga Rp42.500,00 satu buah sebagai kenanganku di Pulau Tidung, sementara rekan-rekan yang lain ada yang membeli makanan ringan keripik sukun sebesar Rp5.000,00 per bungkusnya.
12.15 WIB akhirnya kami benar-benar meninggalkan Pulau Tidung yang sangat indah, secuil kenangan telah lahir disini, selaksa angan dan harapan untuk kembali menikmatinya pun terbayang sudah. Pulau Tidung nan asri dan menawan.
15.15 WIB akhirnya kapal pun merapat di Dermaga Muara Angke, bertepatan dengan waktu sholat ashar. Dan secara otomatis, kami pun berpisah masing-masing menggunakan angkot yang ada di luar dermaga yang merupakan trayek Muara Angke - Grogol, dengan membayar sampai Terminal Grogol Rp5.000,00. Hampir seluruh anggota rombongan menggunakan satu-satunya trayek yang tersedia, setelah di kota nanti akan mencari arah masing-masing menuju rumahnya. Selanjutnya dari Grogol aku melanjutkan perjalanan menuju Kebon Jeruk dengan menumpang angkutan bis jurusan Grogol - Tangerang P104, cukup Rp2.500,00. Dari Kebun Jeruk trus berganti bis ke Jurusan Serang (Merak) dengan membayar Rp18.000,00.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh rekan-rekan yang terlibat dalam trip kali ini, merupakan pengalaman yang sangat menakjubkan mensyukuri atas karunia keindahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, dan dengan selamat sampai ke rumah masing-masing. Trip berikutnya ditunggu dengan agenda wisata lainnya yaa ....
Momen Yang Tercipta
Berikut adalah foto-foto yang dapat aku abadikan sebagai kenangan yang tertanam di Pulau Tidung selama 2 hari 1 malam.
Untuk foto-foto lainnya dapat dilihat pada Group Facebook Backpacker's Indonesia (BPI).
Lihat juga: "Secuil Cerita Di Pulau Tidung", "Berpetualang DI Pulau Tidung".
15.15 WIB akhirnya kapal pun merapat di Dermaga Muara Angke, bertepatan dengan waktu sholat ashar. Dan secara otomatis, kami pun berpisah masing-masing menggunakan angkot yang ada di luar dermaga yang merupakan trayek Muara Angke - Grogol, dengan membayar sampai Terminal Grogol Rp5.000,00. Hampir seluruh anggota rombongan menggunakan satu-satunya trayek yang tersedia, setelah di kota nanti akan mencari arah masing-masing menuju rumahnya. Selanjutnya dari Grogol aku melanjutkan perjalanan menuju Kebon Jeruk dengan menumpang angkutan bis jurusan Grogol - Tangerang P104, cukup Rp2.500,00. Dari Kebun Jeruk trus berganti bis ke Jurusan Serang (Merak) dengan membayar Rp18.000,00.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh rekan-rekan yang terlibat dalam trip kali ini, merupakan pengalaman yang sangat menakjubkan mensyukuri atas karunia keindahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, dan dengan selamat sampai ke rumah masing-masing. Trip berikutnya ditunggu dengan agenda wisata lainnya yaa ....
Momen Yang Tercipta
Berikut adalah foto-foto yang dapat aku abadikan sebagai kenangan yang tertanam di Pulau Tidung selama 2 hari 1 malam.
Untuk foto-foto lainnya dapat dilihat pada Group Facebook Backpacker's Indonesia (BPI).
Lihat juga: "Secuil Cerita Di Pulau Tidung", "Berpetualang DI Pulau Tidung".
Pulau Tidung Yang Tak Terlupakan
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Selasa, Oktober 12, 2010
Rating:
bagus...bagus...bagus...mas Delly :D
BalasHapus