Jum'at, 14 Mei 2010 Akoe memulai mengayuh atau mengowes sepedakoe. Tepat pukul 06.00 WIB perjalanan Solo Trip Sumedang dimulai dari Anggrek Regency, tepatnya di Jalan Anggrek Sumedang menuju sasaran Kawasan Cadas Pangerang. Jalur pemberangkatan melewati Jalan Bypass (Jalan Lingkar Luar/Barat) Sumedang Kota terus memasuki Jalan Kornel (jalan menuju Bandung).
Tepat pada Gapura Selamat Datang di berbatasan Sumedang Kota, bertepatan juga di Jembatan Sungai yang mengitari dan membelah Sumedang Kota,ngak ada salahnya sedikit mengambil moment ini. Berikut gambar gapura tersebut:
Terlihat sesuai petunjuk jalan Sumedang - Bandung berjarak 23 km, tidak terlalu jauh khan, ditempuh kurang lebih 45 menit perjalanan dengan R.4.
Solo Trip pun dilanjutkan setelah cukup mengambil moment ini, perjalanan menuju Cadas Pangeran cukup melelahkan dan menguras tenaga. Jalan yang ditempuh terus mendaki dan perlu kehati-hatian ekstra. Selain kendaraan lalu lintas yang cukup padat, juga karena sebelah kiri jalan merupakan jurang atau lembah dari Cadas Pangeran. Jalur ini walaupun penuh tenagatetapi sangat indah untuk di nikmati karena alam nan indah yang terbentang sepanjang jalan.
Anda dapat menyaksikan alam nan hijau, jalan Cadas Pangerang yang melingkar-lingkar lereng bukit dengan sistem digantung (katanya sih teknologi Jepang), juga pada kaki lembah tampak sungai yang mengular dan gemericik arus sungai yang cukup deras, sehubungan dengan tingginya curah hujan pada saat ini. Berikut gambar moment yang sempat diambil:
Kondisi jalan cukup baik, tetapi tetap perlu kehati-hatian karena beberapa tempat jalan bergelombang akibat aspal yang bergerak karena beban kendaraan yang lewat cukup besar-besar, karena jalur ini merupakan jalur utama perekonomian Kota Bandung menuju dan dari Jawa Tengah, Cirebon, dan sekitarnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam akhirnya sampai juga pada sasaran utama, yaitu lokasi Patung Cadas Pangeran. Di tepat ini terdapat papan informasi pariwisata Kabupaten Sumedang, tetapi sangat disayangkan kondisinya sangat memprihatinkan. Coba lihat saja sendiri:
Sama seperti pada papan informasi yang tidak terawat, Patung Cadas Pangeran yang merupakan sejarah panjang cerita rakyat Sumedang pun memperihatinkan, terkesan kumuh. Patung yang seharusnya menjadi objek utama dikalahkan dengan Papan Iklan dan Informasi Jalan. Berikut suasana Kawasan Wisata Cadas Pangeran Sumedang:
Untuk oleh-oleh ataupun buah tangan atau untuk dinikmati sendiri, Anda dapat mendapatkan tape khas tanah parahyangan yang dikenal dengan peuyeum bandung, juga terdapat makanan khas Sumedang yaitu Ubi Cileumbu.
Setelah puas menikmati suasana sambil istirahat setelah perjalanan yang melelahkan karena menanjak, perjalanan dilanjutkan kembali ke Sumedang Kota. Perjalanan ini sangat santai karena jalan yang menurun sehingga tidak perlu tenaga, hanya tinggal mengikuti gaya grafitasi saja, tapi jangan lupa kendalikan kecepatan karena kondisi jalan cukup ramai dan bergelombang serta berliku-liku (atawa berbelok-belok, sama saja artinya).
Ditengah perjalanan, mampir dulu di Bendungan Burujul yang terletak persis di pinggir jalan Sumedang - Bandung. Pada saat berangkat tadi pun sebenarnya dilewati, tetapi sengaja pada saat pulangnya saja karena letaknya di sebelah kanan jalan pada saat berangkat, sehingga lebih tepatnya pada saat kembali baru mampir untuk melihat suasana bendungan yang beraliran deras karena curah hujan yang tinggi saat ini. Berikut suasananya:
Setelah dari bendungan, perjalanan terus dilanjutkan menuju Sumedang kota, pada pertigaan Sumedang - Subang, terdapat patung Kuda Renggong. Kuda Renggong merupakan kesenian adat rakyat Sumedang dalam mengisi dan memeriahkan hajat masyarakat seperti acara sunatan.
Setelah itu memasuki Jalan Kornel kembali, tetapi jalur yang ditempuh lurus saja memasuki Sumedang Kota, persisnya Jalan Prabu Geusan Ulun hingga sampailah tempat masyarakat berkumpul, Alun-Alun Sumedang. Berikut fasilitas yang ada di Alun-Alun dan sekitarnya:
Karena mentari sudah menunjukkan taring panasnya, sebentar saja istirahat di Alun-Alun karena perut pun sudah meminta sesuatu untuk diisi. Perjalanan meyusuri Jalan Prabu Geusan Ulun memasuki Jalan Mayor Abdurrahman, dan berhentilah di Taman Telor (atawa lebih dikenal dalam bahasa sunda Taman Ndog, bener ya tulisannya???). Sekalian kuliner menikmati sarapan kaki lima yang ada di sekitar taman.
Terdapat berbagai makanan kaki lima yang mengundang selera, seperti Bubur Ayam, Nasi Uduk, etc. Akoe memilih makan nasi uduk aza .... mak nyuuussss ....
Singkat cerita dari Taman Ndog terus lurus jalan ang mengarah ke luar Sumedang Kota, dan kembali berbelok memasuki Jalan Anggrek. Demikianlah perjalanan Solo Trip ini di Sumedang Kota. Lain kali dilanjut yaaaa .... Terima kasih.
Sport And Travelling ...
Terlihat sesuai petunjuk jalan Sumedang - Bandung berjarak 23 km, tidak terlalu jauh khan, ditempuh kurang lebih 45 menit perjalanan dengan R.4.
Solo Trip pun dilanjutkan setelah cukup mengambil moment ini, perjalanan menuju Cadas Pangeran cukup melelahkan dan menguras tenaga. Jalan yang ditempuh terus mendaki dan perlu kehati-hatian ekstra. Selain kendaraan lalu lintas yang cukup padat, juga karena sebelah kiri jalan merupakan jurang atau lembah dari Cadas Pangeran. Jalur ini walaupun penuh tenagatetapi sangat indah untuk di nikmati karena alam nan indah yang terbentang sepanjang jalan.
Anda dapat menyaksikan alam nan hijau, jalan Cadas Pangerang yang melingkar-lingkar lereng bukit dengan sistem digantung (katanya sih teknologi Jepang), juga pada kaki lembah tampak sungai yang mengular dan gemericik arus sungai yang cukup deras, sehubungan dengan tingginya curah hujan pada saat ini. Berikut gambar moment yang sempat diambil:
Kondisi jalan cukup baik, tetapi tetap perlu kehati-hatian karena beberapa tempat jalan bergelombang akibat aspal yang bergerak karena beban kendaraan yang lewat cukup besar-besar, karena jalur ini merupakan jalur utama perekonomian Kota Bandung menuju dan dari Jawa Tengah, Cirebon, dan sekitarnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam akhirnya sampai juga pada sasaran utama, yaitu lokasi Patung Cadas Pangeran. Di tepat ini terdapat papan informasi pariwisata Kabupaten Sumedang, tetapi sangat disayangkan kondisinya sangat memprihatinkan. Coba lihat saja sendiri:
Sama seperti pada papan informasi yang tidak terawat, Patung Cadas Pangeran yang merupakan sejarah panjang cerita rakyat Sumedang pun memperihatinkan, terkesan kumuh. Patung yang seharusnya menjadi objek utama dikalahkan dengan Papan Iklan dan Informasi Jalan. Berikut suasana Kawasan Wisata Cadas Pangeran Sumedang:
Untuk oleh-oleh ataupun buah tangan atau untuk dinikmati sendiri, Anda dapat mendapatkan tape khas tanah parahyangan yang dikenal dengan peuyeum bandung, juga terdapat makanan khas Sumedang yaitu Ubi Cileumbu.
Setelah puas menikmati suasana sambil istirahat setelah perjalanan yang melelahkan karena menanjak, perjalanan dilanjutkan kembali ke Sumedang Kota. Perjalanan ini sangat santai karena jalan yang menurun sehingga tidak perlu tenaga, hanya tinggal mengikuti gaya grafitasi saja, tapi jangan lupa kendalikan kecepatan karena kondisi jalan cukup ramai dan bergelombang serta berliku-liku (atawa berbelok-belok, sama saja artinya).
Ditengah perjalanan, mampir dulu di Bendungan Burujul yang terletak persis di pinggir jalan Sumedang - Bandung. Pada saat berangkat tadi pun sebenarnya dilewati, tetapi sengaja pada saat pulangnya saja karena letaknya di sebelah kanan jalan pada saat berangkat, sehingga lebih tepatnya pada saat kembali baru mampir untuk melihat suasana bendungan yang beraliran deras karena curah hujan yang tinggi saat ini. Berikut suasananya:
Setelah dari bendungan, perjalanan terus dilanjutkan menuju Sumedang kota, pada pertigaan Sumedang - Subang, terdapat patung Kuda Renggong. Kuda Renggong merupakan kesenian adat rakyat Sumedang dalam mengisi dan memeriahkan hajat masyarakat seperti acara sunatan.
Setelah itu memasuki Jalan Kornel kembali, tetapi jalur yang ditempuh lurus saja memasuki Sumedang Kota, persisnya Jalan Prabu Geusan Ulun hingga sampailah tempat masyarakat berkumpul, Alun-Alun Sumedang. Berikut fasilitas yang ada di Alun-Alun dan sekitarnya:
Karena mentari sudah menunjukkan taring panasnya, sebentar saja istirahat di Alun-Alun karena perut pun sudah meminta sesuatu untuk diisi. Perjalanan meyusuri Jalan Prabu Geusan Ulun memasuki Jalan Mayor Abdurrahman, dan berhentilah di Taman Telor (atawa lebih dikenal dalam bahasa sunda Taman Ndog, bener ya tulisannya???). Sekalian kuliner menikmati sarapan kaki lima yang ada di sekitar taman.
Terdapat berbagai makanan kaki lima yang mengundang selera, seperti Bubur Ayam, Nasi Uduk, etc. Akoe memilih makan nasi uduk aza .... mak nyuuussss ....
Singkat cerita dari Taman Ndog terus lurus jalan ang mengarah ke luar Sumedang Kota, dan kembali berbelok memasuki Jalan Anggrek. Demikianlah perjalanan Solo Trip ini di Sumedang Kota. Lain kali dilanjut yaaaa .... Terima kasih.
Sport And Travelling ...
View Larger Map
Solo Trip: Sumedang Kota Budaya
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Sabtu, Mei 15, 2010
Rating:
Tidak ada komentar: