Rombongan Kesbangpol Banten Tour
06.00 WIB merupakan waktu yang disepakati untuk berkumpul di Kantor Badan Kesbangpol Banten sebagai tempoat meeting point pemberangkatan Touring d'Baduy. Touring ini merupakan tour perdana para biker yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten. Ajang ini juga sekaligus sebagai ajang silaturahim dan refreshing Pegawai, lepas dari rutinitas kerja sehari-hari dan menikmati suasana keakraban di luar kedinasan.
06.30 WIB persiapan akhir pemberangkatan pun dilakukan, diawali dengan do'a bersama agar diberi keselamatan dan kesehatan dari berangkat sampai kembali nantinya. Dan tak lupa berpose bersama dulu.
06.30 WIB persiapan akhir pemberangkatan pun dilakukan, diawali dengan do'a bersama agar diberi keselamatan dan kesehatan dari berangkat sampai kembali nantinya. Dan tak lupa berpose bersama dulu.
Keberangkatan ditemani dengan rintik hujan yang terus jatuh dari atas langit, tetapi karena penuh semangat, para biker tak gentar dan terus melanjutkan perjalanan. Rute yang dilalui, dari Kantor (KP3B) menuju Perempatan Boru Curug menuju jalur Petir - Tunjung Teja - Warung Gunung - Cibadak - Rangkasbitung (melewati alun-alun Raskasbitung).
Dalam perjalanan ini kekuatan rombongan bertambah di Petir dan Warunggunung (tidak ikut berkumpul di kantor dengan alasan efesiensi waktu). Pada saat di Cibadak hujan turun dengan derasnya sehingga menghentikan rombongan untuk mengenakan jas hujan dan perjalanan pun dilanjutkan (biker tidak takut hujan).
Kondisi jalan dari Kota Rangkasbitung hingga Ciboleger secara umum cukup baik, terdapat selang seling jalan bagus dan kurang bagus (berlubang dan rusak) sehingga perlu perhatian dan kehati-hatian.
10.30 WIB Rombongan tiba di Ciboleger, atau juga yang dikenal dengan Terminal Ciboleger. Ini merupakan salah satu pintu masuk menuju perkampungan baduy. Ciboleger juga sebenarnya sudah termasuk Baduy Luar. Hujan tiada henti-hentinya terus mengguyur sesampainya di perkampungan ini, dan pemandangan orang baduy pun sudah terdapat disini. Sebagai tempat starting point, lokasi ini sudah terbilang bagus/baik, terdapat warung makan, pusat souvenir, dan toilet, sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir setibanya disini (juga terdapat toko swalayan salah satu waralaba terkenal). Efektif perjalanan yang ditempuh dari Serang - Ciboleger selama 3,5 jam atau kurang lebih sejauh 72 km.
Dalam perjalanan ini kekuatan rombongan bertambah di Petir dan Warunggunung (tidak ikut berkumpul di kantor dengan alasan efesiensi waktu). Pada saat di Cibadak hujan turun dengan derasnya sehingga menghentikan rombongan untuk mengenakan jas hujan dan perjalanan pun dilanjutkan (biker tidak takut hujan).
Kondisi jalan dari Kota Rangkasbitung hingga Ciboleger secara umum cukup baik, terdapat selang seling jalan bagus dan kurang bagus (berlubang dan rusak) sehingga perlu perhatian dan kehati-hatian.
10.30 WIB Rombongan tiba di Ciboleger, atau juga yang dikenal dengan Terminal Ciboleger. Ini merupakan salah satu pintu masuk menuju perkampungan baduy. Ciboleger juga sebenarnya sudah termasuk Baduy Luar. Hujan tiada henti-hentinya terus mengguyur sesampainya di perkampungan ini, dan pemandangan orang baduy pun sudah terdapat disini. Sebagai tempat starting point, lokasi ini sudah terbilang bagus/baik, terdapat warung makan, pusat souvenir, dan toilet, sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir setibanya disini (juga terdapat toko swalayan salah satu waralaba terkenal). Efektif perjalanan yang ditempuh dari Serang - Ciboleger selama 3,5 jam atau kurang lebih sejauh 72 km.
Setelah parkir kendaraan R.2-nya (dengan biaya Rp3.000,00) yang dijaga oleh penduduk setempat. Rest dulu setelah menempuh perjalanan sambil menikmati gorengan, kopi dan teh di warung makan starting point untuk tracking menuju perkampungan baduy luar. Tidak lama disini, 15 menit juga sudah cukup dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki alias tracking menuju Kampung Gajeboh (salah satu perkampungan baduy luar).
Hujan yang masih turun, walau rintik-rintik cukup merepotkan selama perjalanan yang berlumpur, licin, mendaki dan turunan, itu yang dihadapi selama perjalanan ini. Tetapi dengan tetap semangat, tenaga yang telah terkuras pun tetap memberikan dorongan untuk terus melangkah. Beberapa kejadian anggota rombongan yang terjatuh karena licinnya jalan (tanah dan batu) menjadi semacam "hiburan" di tengah keletihan, sekaligus tampak kebersamaan dan canda tawa yang selalu menemani perjalanan. Beberapa orang bahkan harus dibantu ditarik untuk track yang mendaki, seperti gandengan kaleee .... ;-)
Beginilah suasana selama perjalanan Ciboleger - Gajeboh, licin-mendaki-turunan-hujan menjadi teman setia perjalanan, tetapi tidak lupa juga untuk pengabadian.
11.30 WIB kami pun sampai di Kampung Gajeboh setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari Ciboleger. Suasana asri perkampungan Baduy Luar ini sangat terasa, Kampung Gajeboh terletak di pinggir Sungai Ciujung yang terlihat deras air mengalirnya. Sebelum memasuki perkampungan ini bila dilihat dari kejauhan sunguh sangat indah pesonanya. Warga baduy pada umumnya hidup dengan pertanian dan perkebunan, selain itu untuk para wanitanya sehari-hari disibukkan dengan bertenun (tenun ikat).
Perlu diketahui bahwa, untuk berwisata di perkampungan baduy ini kita memerlukan guide sebagai petunjuk orang setempat sekaligus memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan selama berkunjung ini (untuk guide ini dibayar sekitar Rp200.000,00 - Rp300.000,00). Sesampainya di Kampung Gajeboh ini, disediakan tempat rest bagi rombongan yang merupakan rumah kepala desa yang berbentuk panggung besar. Hal ini memang diperuntukkan bagi para wisatawan yang berkunjung, tempat ini pula bisa digunakan tempat untuk menginap sehingga tidak menempati/mengannggu rumah warga lainnya. Rumah besar ini juga sudah tersedia MCK yang memadai.
Seharusnya, sesampainya di rumah besar ini langsung menyantap makan siang, sesuai rencana awal kami kepada guide tadi. Tetapi karena kedatangan yang lebih cepat sehingga hidangan belum siap, akhirnya waktu ini sambil menunggu hidangan makan siang digunakan untuk berkeliling di sekitar perkampungan. Salah satu tempat terfavorit bagi pengunjung ke perkampungan baduy adalah Jembatan Bambu di Gajeboh. Jembatan bambu ini merupakan tapal batas dan penghubung antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Dari Gajeboh (baduy luar) menuju Cibeo (baduy dalam) diperlukan waktu kurang lebih dengan berjalan kaki selama 4 jam (kurang lebih 9 km lagi). Jembatan bambu ini ditopang oleh pohon besar yang tentunya sudah berumur ratusan tahun, hal ini dapat dilihat dari batang pohon yang besar dan tua. Oh ya, biasanya bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Cibeo (Baduy Dalam) akan menginap di Gajeboh ini dulu, selanjutnya pagi-pagi melanjutkan perjalanan ke Cibeo.
12.15 WIB rombongan sudah berkumpul kembali di rumah besar untuk menyantap makan siang, walau dengan menu ikan asin, peda asin, ikan mas goreng, sambel terasi dan non terasi, serta lalapan, sungguh nikmat terasa. Keletihan selama perjalanan menuju Gajeboh terasa hilang dengan suasana yang tenang, asri, indah dan alami disini. Santapan pun mengalir begitu saja memasuki rongga perut untuk mengisi energi kembali.
13.30 WIB merupakan waktu yang disepakati untuk kembali menempuh perjalanan tracking menuju Ciboleger, waktunya pulang. Setelah sholat zhuhur (dijamak ashar juga), rombongan pun akhirnya meninggalkan perkampungan Gajeboh ini dengan sejuta kenangan dan pengalaman. Perjalanan kembali menyusuri jalan licin, tetapi sudah tidak hujan kembali.
Berpose bersama Warga Baduy Dalam yang sedang dalam perjalanan menuju Cibeo (Baduy Dalam) setelah 'berdagang' kerajinan tangan.
14.30 WIB rombongan pun sudah tiba di Ciboleger kembali. Setiba disini hujan turun kembali sebentar, dan dimanfaatkan untuk bebersih, istirahat, dan belanja oleh-oleh khas baduy. Oleh-oleh yang dapat diperoleh berupa bahan batik (baju) dan ikat kepala khas corak baduy (dalam gambar yang berwarna biru). Memang batik ini merupakan produksi pabrikan, tetapi yang khas adalah coraknya. Untuk ikat kepala dijual antara Rp10.000,00 sampai Rp15.000,00 (ada dua ukuran), sedangkan untuk bahan baju batik seharga Rp35.000,00. Selain itu juga ada kaos-kaos bermotif baduy dengan harga Rp20.000,00 - Rp30.000,00 tergantung ukuran. Terdapat juga gula aren khas produksi baduy, cinderamata khas baduy yang terbuat dari batok kelapa dan lain sebagainya.
15.00 WIB rombongan meluncur kembali menuju Serang, dan tidak ketinggalan hujan pun kembali menemani selama perjalan pulang ini. Artinya dari mulai keberangkatan hingga kepulangan hujan tiada berhenti untuk menyapa perjalanan ini, sungguh nikmat dan basah. Perjalanan ini terasa sangat cepat, berbeda dengan keberangkatan. Jam 17.30 WIB rombongan ini sudah sampai di Petir dan rest dulu untuk menghangatkan badan dengan makan mie ayam di dekat Kantor Kecamatan Petir Serang. Dan setelah itu, rombongan pun dibubarkan secara resmi untuk kembali pulang kerumah masing2 pada jam 18.00 WIB.
Hujan yang masih turun, walau rintik-rintik cukup merepotkan selama perjalanan yang berlumpur, licin, mendaki dan turunan, itu yang dihadapi selama perjalanan ini. Tetapi dengan tetap semangat, tenaga yang telah terkuras pun tetap memberikan dorongan untuk terus melangkah. Beberapa kejadian anggota rombongan yang terjatuh karena licinnya jalan (tanah dan batu) menjadi semacam "hiburan" di tengah keletihan, sekaligus tampak kebersamaan dan canda tawa yang selalu menemani perjalanan. Beberapa orang bahkan harus dibantu ditarik untuk track yang mendaki, seperti gandengan kaleee .... ;-)
Beginilah suasana selama perjalanan Ciboleger - Gajeboh, licin-mendaki-turunan-hujan menjadi teman setia perjalanan, tetapi tidak lupa juga untuk pengabadian.
11.30 WIB kami pun sampai di Kampung Gajeboh setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari Ciboleger. Suasana asri perkampungan Baduy Luar ini sangat terasa, Kampung Gajeboh terletak di pinggir Sungai Ciujung yang terlihat deras air mengalirnya. Sebelum memasuki perkampungan ini bila dilihat dari kejauhan sunguh sangat indah pesonanya. Warga baduy pada umumnya hidup dengan pertanian dan perkebunan, selain itu untuk para wanitanya sehari-hari disibukkan dengan bertenun (tenun ikat).
Perlu diketahui bahwa, untuk berwisata di perkampungan baduy ini kita memerlukan guide sebagai petunjuk orang setempat sekaligus memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan selama berkunjung ini (untuk guide ini dibayar sekitar Rp200.000,00 - Rp300.000,00). Sesampainya di Kampung Gajeboh ini, disediakan tempat rest bagi rombongan yang merupakan rumah kepala desa yang berbentuk panggung besar. Hal ini memang diperuntukkan bagi para wisatawan yang berkunjung, tempat ini pula bisa digunakan tempat untuk menginap sehingga tidak menempati/mengannggu rumah warga lainnya. Rumah besar ini juga sudah tersedia MCK yang memadai.
Seharusnya, sesampainya di rumah besar ini langsung menyantap makan siang, sesuai rencana awal kami kepada guide tadi. Tetapi karena kedatangan yang lebih cepat sehingga hidangan belum siap, akhirnya waktu ini sambil menunggu hidangan makan siang digunakan untuk berkeliling di sekitar perkampungan. Salah satu tempat terfavorit bagi pengunjung ke perkampungan baduy adalah Jembatan Bambu di Gajeboh. Jembatan bambu ini merupakan tapal batas dan penghubung antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Dari Gajeboh (baduy luar) menuju Cibeo (baduy dalam) diperlukan waktu kurang lebih dengan berjalan kaki selama 4 jam (kurang lebih 9 km lagi). Jembatan bambu ini ditopang oleh pohon besar yang tentunya sudah berumur ratusan tahun, hal ini dapat dilihat dari batang pohon yang besar dan tua. Oh ya, biasanya bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Cibeo (Baduy Dalam) akan menginap di Gajeboh ini dulu, selanjutnya pagi-pagi melanjutkan perjalanan ke Cibeo.
12.15 WIB rombongan sudah berkumpul kembali di rumah besar untuk menyantap makan siang, walau dengan menu ikan asin, peda asin, ikan mas goreng, sambel terasi dan non terasi, serta lalapan, sungguh nikmat terasa. Keletihan selama perjalanan menuju Gajeboh terasa hilang dengan suasana yang tenang, asri, indah dan alami disini. Santapan pun mengalir begitu saja memasuki rongga perut untuk mengisi energi kembali.
13.30 WIB merupakan waktu yang disepakati untuk kembali menempuh perjalanan tracking menuju Ciboleger, waktunya pulang. Setelah sholat zhuhur (dijamak ashar juga), rombongan pun akhirnya meninggalkan perkampungan Gajeboh ini dengan sejuta kenangan dan pengalaman. Perjalanan kembali menyusuri jalan licin, tetapi sudah tidak hujan kembali.
Berpose bersama Warga Baduy Dalam yang sedang dalam perjalanan menuju Cibeo (Baduy Dalam) setelah 'berdagang' kerajinan tangan.
14.30 WIB rombongan pun sudah tiba di Ciboleger kembali. Setiba disini hujan turun kembali sebentar, dan dimanfaatkan untuk bebersih, istirahat, dan belanja oleh-oleh khas baduy. Oleh-oleh yang dapat diperoleh berupa bahan batik (baju) dan ikat kepala khas corak baduy (dalam gambar yang berwarna biru). Memang batik ini merupakan produksi pabrikan, tetapi yang khas adalah coraknya. Untuk ikat kepala dijual antara Rp10.000,00 sampai Rp15.000,00 (ada dua ukuran), sedangkan untuk bahan baju batik seharga Rp35.000,00. Selain itu juga ada kaos-kaos bermotif baduy dengan harga Rp20.000,00 - Rp30.000,00 tergantung ukuran. Terdapat juga gula aren khas produksi baduy, cinderamata khas baduy yang terbuat dari batok kelapa dan lain sebagainya.
15.00 WIB rombongan meluncur kembali menuju Serang, dan tidak ketinggalan hujan pun kembali menemani selama perjalan pulang ini. Artinya dari mulai keberangkatan hingga kepulangan hujan tiada berhenti untuk menyapa perjalanan ini, sungguh nikmat dan basah. Perjalanan ini terasa sangat cepat, berbeda dengan keberangkatan. Jam 17.30 WIB rombongan ini sudah sampai di Petir dan rest dulu untuk menghangatkan badan dengan makan mie ayam di dekat Kantor Kecamatan Petir Serang. Dan setelah itu, rombongan pun dibubarkan secara resmi untuk kembali pulang kerumah masing2 pada jam 18.00 WIB.
1st Kesbangpol Banten Tour: Touring d'Baduy, 11 Desember 2010
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Sabtu, Januari 01, 2011
Rating:
ada beberapa gambar gak muncul nih,
BalasHapuskenapa ya ?