Jogja Java Carnival Hadirkan Delapan Keajaiban Dunia
Patung Liberty, Menara Eifell, Pyramids+Sphinx, Kota Terlarang, Sleeping Budha, Taj Mahal, Menara Pisa serta Akropolis & Kuda Troya akan hadir di Yogya.
Replika delapan keajaiban dunia tersebut digarap oleh ratusan seniman Yogya dan akan mewarnai perhelatan Jogja Java Carnival (JJC) dalam rangka menyambut HUT kota Yogya ke-225 yang jatuh pada 22 Oktober mendatang. Replika-replika tersebut akan diarak sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-alun utara.
Kehadiran delapan replika keajaiban dunia di Yogya tersebut semakin meneguhkan kota Yogya sebagai kota “melting pot” kota multikultural dan pluralis serta guyub rukun. Yogya tak hanya sebagai tempat bermukimnya berbagai suku yang ada di Indonesia, tapi juga bangsa asing, entah itu hanya untuk belajar, berdagang ataupun hanya berwisata.
“Dengan spirit “celebration of cultural Unity” ini, Jogja Java Carnival dirancang sebagai ajang perhelatan kreatif untuk mengundang dunia melihat kita, Indonesia,” kata Rukman Rosadi, koordinator tim kreatif JJC.
Dalam perhelatan nanti, menurutnya, karnaval JJC juga diikuti oleh beberapa peserta dari Jakarta, Semarang, Salatiga, Bandung dan beberapa peserta dari negara asing, seperti Singapura, Jepang dan Inggris. “Kelompok Solo Carnival dan juga dari Jember kami ajak pula,” tambah Ong Harry Wahyu, salah satu tim kreatif JJC.
Menurutnya, karnaval yang digelar nantinya juga merupakan unjuk kebolehan kreatifitas para peserta dalam membuat karyanya. Karya yang tetap mengacu pada tema Keajaiban Dunia.
“Namun tema ini tidak terbatas pada keajaiban dunia sebagaimana dalam tujuh keajaiban dunia. Peserta dibebaskan untuk memilih materi keajaiban yang layak untuk di presentasikan dalam carnival ini pada dunia, termasuk keajaiban yang ada di seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.
Karya-karya tersebut akan dinilai oleh tim juri untuk memperebutkan hadiah total sebesar Rp 100 juta. Pemenang pertama berhak meraih hadiah Rp 55 juta.
Ditambahkan pula, selain karyanya harus di tempatkan di atas panggung berjalan, peserta lomba wajib menggunakan street performance (pertunjukan di jalan) sebagai bagian kesatuan tema dengan vehicle. Kesatuan dengan vehicle meliputi konsep kostum dan tarian. street performance wajib minimal 20 orang dan maksimal 100 orang.
“Tentunya ini akan menjadi tontonan menarik di sepanjang Malioboro bagi warga Yogya maupun wisatawan,” tambahnya.
Jogja Java Carnival 2011 Tampilkan Karya-karya Spektakuler
Sebuah babakan baru telah berjalan pada gelaran Jogja Java Carnival (JJC) IV – 2011 yang akan berlangsung pada 22 Oktober mendatang.
Babakan baru tersebut terkait dengan diadakan lomba para peserta JJC IV – 2011.
Semenjak dibuka pendaftaran pada awal Agustus dan berakhir pada 1 September lalu, ada sebanyak 21 komunitas yang mendaftar. Namun setelah diadakan seleksi, hanya ada sebanyak 14 komunitas yang dinyatakan layak dan lolos untuk bisa mengikuti lomba karnaval pada event JJC IV – 2011.
Mereka-mereka yang lolos : Satya Wacana Salatiga, OMM Kadipaten Yogya, IKPM Bali, Sanggar Tari Gailarumarada NTT, DR Design, Komunitas Teplok, Taman Pintar, Komunitas Rumah Garuda, Yayasan Pelita Bangsa, Komunitas Emprit Set Panggung, SMSR, Rancak Dukuh, Taman Wisata Borobudur, Komunitas Lampung.
Menurut Rosa Rosadi, Ketua Tim Kreatif JJC IV – 2011, para peserta yang mendaftar terlihat lebih beragam dibanding dengan tahun lalu (JJC III). “Antusiasme peserta di luar dugaan kami. Karya-karya yang akan mereka buat untuk dilombakan sangat variatif dan mereka berlomba-lomba menyajikan yang terbaik serta spektakuler. Ini tentu akan menjadikan tontonan menarik bagi warga Yogya di bulan Oktober mendatang,” tegas Rosa, Kamis (15/9), kepada wartawan.
Karya-karya yang mereka buat akan dinilai oleh para yuri profesional yang berlatar belakang seniman, akademisi, masyarakat awam serta dari kalangan media massa. “Tapi maaf nama-nama yuri tak akan kami umumkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” kata Rosa.
Meski dilombakan, toh tim kreatif JJC tak tinggal diam. Tim kreatif membuka konsultasi untuk peserta mengenai karya-karya yang akan dibuat peserta lomba. Ada kerja bareng, meski tetap mendasarkan pada ide-ide yang diajukan para peserta lomba.
“Semua ini kami lakukan demi menjaga kualitas karya mereka, sehingga, lagi-lagi akan menjadi tontonan menarik,” ujar Rosa lagi.
Sebagai gambaran saja, dalam lomba JJC IV – 2011, Satya Wacana Carnival (SWC) Salatiga akan menampilkan replika kolaborasi Taj Mahal dan Borobudur. “Kami memang sengaja menggabungkan antara Taj Mahal dan Borobudur untuk menunjukkan bahwa keduanya mempunyai peradaban sendiri namun bisa hidup berdampingan,” ujar Theodorus Gary Natanael, koordinator SWC.
Theo juga mengungkapkan, mengingat pembuatan replika ini menelan biaya hingga puluhan juta, maka Walikota Salatiga ikut membiayai. “Kami sudah mendapat lampu hijau bila Walikota Salatiga akan ikut membiayai pembuatan replika yang akan diikutkan loma di JJC IV,” kata Theo.
Sedangkan IKPM Bali menyodorkan tema “Keagungan Tuhan – Narasima.” Mereka akan menampilkan Ogoh-ogoh Raksasa dan Narasima dengan dibalut efek tata lampu yang membuat mata Ogoh-ogoh tersebut menyala. Pun juga mereka memadukan dengan street performance dengan melibatkan sekitar 50 penari yang menceritakan Narasima. “Harapannya, dari cerita ini dapat mengedukasi bahwa Tuhan itu ada di mana-mana. Dan dibalik bencana besar pasti ada pemecahan yang luar biasa yang ditunjukkan olehNya,” tutur I Gede Dharma Senthanu, penanggungjawab IKPM Bali ini.
Komunitas Garuda akan membuat sebuah sangkar besar yang didalamnya berisi Garudaman. Sangkar tersebut nantinya akan terbuka dan Sang garudaman akan berkelahi melawan beberapa monster jahat berwujud tikus, kecoa dan lain sebagainya (melambangkan para koruptor). Sementara ada pula patung Sang Proklamator Bung Karno – penggali Pancasila – tengah duduk termenung memikirkan kondisi bangsa yang tengah tak menentu akibat maraknya budaya korupsi, jalan kekerasan, oleh sekelompok orang, menjadi panglima dalam menyelesaikan masalah.
Sementara DR Design akan menampilkan “Omah Tawon – The Magnificence of Bee.” Komunitas ini akan menunjukkan fenomena kehidupan lebah yang mempresentasikan persatuan untuk mencapai satu tujuan seperti membangun sarangnya. Selain membuat patung lebah, mereka juga akan menampilkan tarian dengan kostum lebah. “Kostum-kostum ini mewakili elemen-elemen yang ada di Yogya, seperti tukang jamu lebah, tukang becak lebah, dokter lebah dan lain sebagainya. Semua itu menunjukkan simbol keberagaman kreatifitas yang menjadi jiwa kota Yogya,” kata Ruby Sofyan, sang sutradara.
Itulah beberapa contoh karya yang dibuat oleh para peserta lomba. “Saya yakin kalau event JJC IV – 2011 yang berlangsung pada 22 Oktober ini sayang untuk
dilewatkan. Marilah kita tonton dan kami mengundang para wisatawan hadir ke Yogya untuk menyaksikan seni instalasi yang bergerak dan dibuat oleh para seniman,” ujar Rosa lagi.
Daftar Selengkapnya Peserta Lomba bisa didownload >> DI SINI
Dan Daftar Selengkapnya Peserta Lomba & Partisipan bisa didownload >> DI SINI
Sumber: http://www.jogjajavacarnival.com/
Jogja Java Carnival 2011, 22 Oktober 2011
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Rabu, September 28, 2011
Rating:
Tidak ada komentar: