18 Mei 2012 berkesempatan untuk mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng Sam Poo Kong atau Gedong Batu adalah sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan, Semarang, Indonesia. Tempat ini konon dulunya adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam.
Klenteng Sam Poo Kong terkenal hingga ke mancanegara, bahkan kabarnya merupakan tempat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Tiongkok sebagai tujuan wisata bagi pelancong asal Tiongkok. Uniknya tujuan wisata ini kebanyakan oleh warga muslim Tiongkok dan/atau bernuansa budaya Islam, bukan nuansa budaya Tiongkok yang lekat dengan dupa dan lilin. Hal ini disebabkan warga muslim Tiongkok dari propinsi Yunnan sangat akrab dan mengenal baik serta menyakini bahwa Laksamana Cheng Ho sebagai panglima perang utusan Tiongkok keturunan Persia memiliki latar belakang Islam.
Klenteng Sam Poo Kong terkenal hingga ke mancanegara, bahkan kabarnya merupakan tempat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Tiongkok sebagai tujuan wisata bagi pelancong asal Tiongkok. Uniknya tujuan wisata ini kebanyakan oleh warga muslim Tiongkok dan/atau bernuansa budaya Islam, bukan nuansa budaya Tiongkok yang lekat dengan dupa dan lilin. Hal ini disebabkan warga muslim Tiongkok dari propinsi Yunnan sangat akrab dan mengenal baik serta menyakini bahwa Laksamana Cheng Ho sebagai panglima perang utusan Tiongkok keturunan Persia memiliki latar belakang Islam.
Bangunan inti dari klenteng ini adalah sebuah gua batu dan merupakan tempat utama dari lokasi ini. Gua batu ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya saat berkunjung ke Pulau Jawa. Di dalamnya terdapat patung yang dipercaya sabagai patung Sam Poo Tay Djien atau Laksamana Cheng Ho. Di lokasi ini juga bisa dijumpai altar dan makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho saat di Jawa, yang sering pula dikunjungi pengunjung untuk berziarah. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Zheng He).
Pemberian nama bangunan/gedung tersebut cukup unik mengingat pemberian nama didasarkan pada benda yang berasal dari kapal tersebut. Sebagai contoh, Mbah Kiai Cundrik Bumi merupakan tempat segala jenis persenjataan yang digunakan untuk mempersenjatai awak kapal. Kiai/Nyai Tumpeng berkaitan dengan urusan makanan di kapal dan Kiai Djangkar tempat meletakkan jangkar kapal. Sedangkan Mbah Djurumudi diduga/dipercaya sebagai makam dari jurumudi kapal. Dalam bangunan tersebut dihiasai dengan berbagai lukisan dan patung-patung yang menggambarkan perjalanan Cheng Ho sampai ke Jawa termasuk pula di permukaan dua pilar bangunan utama.
Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Mengingat begitu bernilainya sejarah dari Klenteng ini, pihak Yayasan Klenteng Agung Sam Poo Kong terus melakukan renovasi dalam rangka memperindah dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Kompleks seluas 3,2 Ha terlihat semakin megah bila nanti selesai dikerjaan, diharapkan tahun ini juga (2012) akan selesai.
Kemegahan klenteng semakin nyata dengan berdirinya patung Sam Poo Kong di sudut lapangan terbuka. Patung dengan berat 4 ton ini terbuat dari bahan dasar perunggu dengan ketinggian 10 meter. Patung Sam Poo Kong ini merupakan sumbangan dari seorang warga dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 29 Juli 2011.
Dengan sarana lahan parkir kendaraan yang cukup luas, baik untuk kendaraan pribadi maupun bis, semakin memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Disambut dengan tulisan besar SAM POO KONG dan gerbang dengan warna khas merah, para wisatawan berkewajiban untuk membayar retribusi masuk sebesar Rp 10.000,- per orang, ini untuk memasuki wahana lapangan luar klenteng, sedangkan bila ingin memasuki bangunan inti klenteng dan gua diwajibkan untuk membayar lagi sebesar Rp. 10.000,-, untuk parkir kendaraan pribadi dikenakan retribusi Rp. 3.000,-.
DI dalam klenteng, untuk memanjakan para pengunjung disediakan pakaian khas Tiongkok dari berbagai macam Dinasti dan corak untuk berfoto-foto ria, tetapi jelas tidak gratis, dikenakan bea sebesar Rp. 75.000,- untuk dua kali pengambilan gambar (shot).
Berikut adalah gambar-gambar pada saat berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong - Semarang, klik saja gambarnya untuk memperbesar.
Pemberian nama bangunan/gedung tersebut cukup unik mengingat pemberian nama didasarkan pada benda yang berasal dari kapal tersebut. Sebagai contoh, Mbah Kiai Cundrik Bumi merupakan tempat segala jenis persenjataan yang digunakan untuk mempersenjatai awak kapal. Kiai/Nyai Tumpeng berkaitan dengan urusan makanan di kapal dan Kiai Djangkar tempat meletakkan jangkar kapal. Sedangkan Mbah Djurumudi diduga/dipercaya sebagai makam dari jurumudi kapal. Dalam bangunan tersebut dihiasai dengan berbagai lukisan dan patung-patung yang menggambarkan perjalanan Cheng Ho sampai ke Jawa termasuk pula di permukaan dua pilar bangunan utama.
Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Mengingat begitu bernilainya sejarah dari Klenteng ini, pihak Yayasan Klenteng Agung Sam Poo Kong terus melakukan renovasi dalam rangka memperindah dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Kompleks seluas 3,2 Ha terlihat semakin megah bila nanti selesai dikerjaan, diharapkan tahun ini juga (2012) akan selesai.
Kemegahan klenteng semakin nyata dengan berdirinya patung Sam Poo Kong di sudut lapangan terbuka. Patung dengan berat 4 ton ini terbuat dari bahan dasar perunggu dengan ketinggian 10 meter. Patung Sam Poo Kong ini merupakan sumbangan dari seorang warga dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 29 Juli 2011.
Dengan sarana lahan parkir kendaraan yang cukup luas, baik untuk kendaraan pribadi maupun bis, semakin memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Disambut dengan tulisan besar SAM POO KONG dan gerbang dengan warna khas merah, para wisatawan berkewajiban untuk membayar retribusi masuk sebesar Rp 10.000,- per orang, ini untuk memasuki wahana lapangan luar klenteng, sedangkan bila ingin memasuki bangunan inti klenteng dan gua diwajibkan untuk membayar lagi sebesar Rp. 10.000,-, untuk parkir kendaraan pribadi dikenakan retribusi Rp. 3.000,-.
DI dalam klenteng, untuk memanjakan para pengunjung disediakan pakaian khas Tiongkok dari berbagai macam Dinasti dan corak untuk berfoto-foto ria, tetapi jelas tidak gratis, dikenakan bea sebesar Rp. 75.000,- untuk dua kali pengambilan gambar (shot).
Berikut adalah gambar-gambar pada saat berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong - Semarang, klik saja gambarnya untuk memperbesar.
Kemegahan Klenteng Sam Poo Kong Semarang
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Senin, Juni 25, 2012
Rating:
terimaksih atas infonya kebetulan saya dari Msia mengkaji sejarah cheng ho...mohon share gambarnya ok. thanks admin
BalasHapus