Kulineran Pecel Lesehan Malioboro Jogja Di Pagi Hari

Di sela-sela perjalanan melaksanakan tugas, kangen dengan suasana pagi hari di Jalan Malioboro Yogyakarta. Saat ini sudah tidak tampak lagi pedagang kaki lima baik pedagang makanan, souvenir, maupun pakaian. Seluruh pedagang sudah direlokasi ke Teras Malioboro. Trotoar Malioboro kini tampak bersih rapi sehingga nyaman untuk berjalan kaki atau olah raga lari-lari kecil di pagi hari. Ada satu hal pagi ini yang saya cari kulineran, yaitu pecel lesehan khas Jogja (24/06/2022). 

Baca Juga: Sarapan Segar Di Jogja? Coba Soto Ayam Pak Gareng

Sambil menyusuri trotoar Malioboro toleh kiri toleh kanan untuk mencari emak-emak yang biasa menjajakan nasi pecel atau gudeg. Akhirnya ketemu juga di Jalan Suryatmajan, tidak jauh dari perempatan Jalan Malioboro. Emak-emak penjaja pecel dan gudeg menggunakan sepeda motor dengan dipenuhi aneka makanan di atasnya. 

Emak pecel berdagang tepat di depan Mirota Gallery (seberang Taman Batik Terang Bulan) yang tentunya masih tutup karena pagi hari, sedangkan konsumen yang makan di tempat lesehan di depan toko. Tidak sedikit pembeli habis berolah raga pagi mempir untuk makan di tempat atau dibungkus, cukup ramai.

Baca Juga: Gudeg Yu Djum, Pilihan Tepat Menikmati Gudeg Jogja

Nasi pecel atau gudeg dapat di tambahkan aneka lauk pauk atau cemilan sebagai penambah selera, seperti tahu bacem, telur puyuh, usus ayam, telur ceplok, atau gorengan lainnya. Harga di pasti murah, coba saja.

Teras Malioboro adalah tempat relokasi pedagang kaki lima dari sepanjang trotoar atau pedestrian Jalan Malioboro dipindahkan ke area seperti pasar, namun masih di Malioboro. Relokasi dilakukan sejak Februari 2022 untuk memberikan kenyamanan, keindahan dan ketertiban di icon Yogyakarta. 

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pihaknya akan memberikan kebebasan retribusi bagi para PKL selama satu tahun. Hal tersebut untuk memberi kesempatan berkembang PKL baik di Teras Malioboro 1 maupun 2.  Tidak ada lagi PKL yang berjualan di pedestian Malioboro termasuk para pemilik toko. Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta secara tegas mengembalikan ruang 5 meter dari toko untuk ruang pejalan kaki.