Ramadhan Di Ibukota Provinsi Banten, Kota Serang


Suasana Pasar Lama Serang pada Bulan Ramadhan

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, setiap Ramadhan tiba, Kota Serang khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya yang sudah dikenal dengan lingkungan agamamisnya tentunya tidak dilewatkan begitu saja oleh masyarakat setempat. Tidak seperti daerah-daerah lainnya, di wilayah Banten; Serang - Cilegon - Pandeglang - Lebak (minus Tangerang) sangat terasa perbedaan antara bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya. Sangat jarang atau bahkan susah ditemui warung-warung nasi atau rumah makan yang buka pada siang hari, hal ini juga di dorong oleh kebijakan Pemerintah Daerah setempat yang melarang warung nasi, rumah makan, atau toko-toko jajanan dan tempat makan untuk buka di siang hari. Mereka baru diperbolehkan buka pada jam 16.00 WIB sampai menjelang Imsak.

Sehingga bagi mereka yang mengunjungi wilayah Banten pada bulan Ramadhan di siang hari, jangan kaget bila tidak berpuasa untuk mencari makan akan sangat susah, tetapi bukan berarti tidak ada. Jangan segan-segan untuk bertanya kepada supir angkot atau tukang ojek menanyakan warung atau rumah makan yang buka pada siang hari. Hal ini juga diperbolehkan oleh Pemerintah Daerah setempat dengan persyaratan tertentu, seperti harus menutup sebagian pintunya (tidak dibuka secara penuh seperti hari-hari bukan di bulan Ramadhan, atau menutup jendela atau kaca tembus pandangnya dengan kain gorden. Jangan heran hal ini juga berlaku bagi rumah makan atau restoran waralaba besar juga seperti McDonald, KFC, dan lain sebagainya karena sudah ketetapan Pemerintah Daerah dengan para Ulama di Banten.

Selain kondisi tersebut, jangan heran juga aktivitas masyarakat pun sangat jauh berkurang dari pagi hingga menjelang sore. Akan sangat terlihat ramai bilan menjelang berbuka puasa, masyarakat akan berbondong-bondong keluar rumah menuju lokasi-lokasi jajanan untuk berbuka puasa (ta'jil). Sentra utama yang ramai dikunjungi khususnya di Kota Serang adalah Area Islamic Centre Masjid At-Tashauroh (Masjid Agung) Serang yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Serang dan kawasan Pasar Lama Serang yang berlokasi di Jalan Hasanuddin Serang.

Di dua lokasi ini sangat beragam jajanan khas bulan Ramadhan dijajakan oleh pedagang dadakan yang muncul khusus di bulan Ramadhan saja, baik makanannya maupun pedagangnya. Diantara makanan khas Banten yang hanya muncul di bulan Ramadhan antara lain:

  • Ketan Bintul. Makanan ini memang hanya ada di bulan Ramadhan, selain bulan Ramadhan tidak di produksi oleh masyarakat terkecuali acara-acara keluarga tertentu saja. Dibuat dari bahan ketan yang dihaluskan dengan cara ditanak terlebih dahulu layaknya memasak nasi, kemudian dihaluskan dengan cara ditumbuk-tumbuk kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Disajikan dengan serundeng kelapa dan gulai daging (sapi atau kerbau) setelah dipotong-potong kecil kemudian ditabur bawang goreng. Makanan ini konon merupakan makanan khas Kesultanan Banten pada bulan Ramadhan hingga turun temurun di masyarakat hingga sekarang.
  • Cuer. Berbentuk irisan-irisan memanjang antara 3x10 cm dengan ketebalan 2 mm berwarna hijau, terbuat dari dari tepung beras diberi warna daun suji. Disajikan bersama-sama dengan parutan kelapa sedang (tidak tua juga tidak terlalu muda sehingga rasanya manis khas kelapa). Sama seperti ketan bintul, makanan ini juga hanya muncul (diproduksi pada bulan Ramadhan saja). Biasanya mudah diperoleh di lokasi Pasar Lama Serang (Jalan Hasanuddin).
  • Apem. Berbentuk kotak-kotak seperti tahu bandung, terbuat dari tepung beras dan terasa sedikit asam akibat fermentasi, disajikan bersama-sama dengan gula aren atau gula merah yang sudah dicairkan. Apem banyak diproduksi khususnya di wilayah Pandeglang yang terkenal dengan Apem lezatnya.
  • Jejorong. Berbentuk kerucut dibungkus dengan daun pisang berwarna coklat kemerahan akibat bahan campurannya dari gula aren atau gula merah. Berbahan dasar tepung beras dengan rasa yang manis dan lezat. Makanan ini sepanjang tahun diproduksi tetapi tidak dalam jumlah besar, biasanya menjadi hidangan wajib bagi Pemerintah Daerah dalam menjamu tamu-tamu resmi.
  • Bontot. Ditataran sunda pada umumnya makanan ini mirip dengan Cireng (Aci Digoreng), bedanya bila cireng diolah menggunakan bumbu dan bawang daun, bahan pembuatan bontot hanya campuran sagu atau aci dengan terasi ikan saja. Diolah dengan dicampur air panas kemudian dicetak dan didinginkan, kemudian disajikan dengan cara dipotong-potong sebesar tahun umumnya kemudian digoreng dan dimakan menggunakan bumbu kacang, tetapi bila tidak menggunakan bumbu kacang juga terasa nikmat.
  • Rabeg. Menjadi primadona makanan khas Banten, berbahan dasar daging kambing yang diolah seperti gulai atau semur, tidak hanya dagingnya saja termasuk "jeroan" pun ikut di olah. Disajikan panas-panas dengan nasi panas pula akan sangat mengundang selera penikmat kuliner. Jangan malu bertanya untuk mencari warung-warung yang khusus menyediakan rabeg, karena tidak banyak tersedia di kota Serang.
  • Sate Bandeng. Ikan bandeng menjadi komoditas perikanan utama di wilayah Serang selain ikan mas dan lele. Bertebaran tambak-tambak bandeng di sepanjang pantai wilayah Serang karena ini merupakan mata pencaharian utama pada waktu Kesultanan Banten yang diwariskan hingga sekarang, salah satu olahan yang tidak ada di daerah lain adalah Sate Bandeng tersebut. Bandeng yang telah diolah dan dibuang duri-durinya (termasuk duri lunaknya) dengan mempertahankan wujud asli ikan bandeng. Cara ini tergolong unik, dengan membuang durinya dan diambil dagingnya untuk diolah kemudian dimasukkan kembali ke dalam badannya sehingga tetap berwujud ikan bandeng. Penyajiannya setelah melewati tahapan di atas kemudian dibakan dengan cara diapit atau ditusuk menggunakan bambu, hal inilah yang menyebabkan dinamakan sate bandeng. Produksi sate bandeng telah dilakukan secara massal di berbagai tempat sudah banyak ditemukan, tetapi karena karakteristiknya yang tidak bertahan lama sehingga tidak cocok untuk oleh-oleh dalam perjalanan panjang, hanya bertahan 1 (satu) hari di udara terbuka dan 4 (empat) hari bila disimpan dalam lemari pendingin.
  • Nasi Uduk. Kalau di dengar namanya saja tentunya tidak aneh, karena nasi uduk sangat dikenal di wilayah republik ini, tetapi ke khasan nasi uduk Serang adalah dalam penyajiannya. Hanya ada pada malam hari, terutama tengah malam sangat digemari oleh masyarakat Serang. Seperti halnya nasi uduk tentunya sama saja dalam proses pembuatannya, bedanya nasi uduk di Serang disajikan bersama-sama dengan gulai daging kambing/sapi dan emping, atau dengan pilihan di tambah telor asin juga nikmat.
  • Angeun Lada. Atau Sayur Lada dikenal oleh masyarakat Banten khusunya di wilayah Pandeglang dan Serang yang berbatasan dengan Pandeglang seperti Baros, Pabuaran dan Ciomas. Berbahan pokok umumnya jeroan sapi, kerbau atau kambing diolah seperti gulai. Ke khasan dari angeun lada adalah penggunaan daun walang sehingga aroma khas walang akan semerbak tatkala sayur ini disajikan dan rasa pedasnya yang mengundang selera. Dipercaya masyarakat setempat dapat menambah vitalitas dan kesegaran tubuh karena penggunaan daun walang tersebut.

Demikian beberapa makanan khas yang ada di Serang khususnya dan Banten umumnya, tentu semuanya sangat mengundang selera. Yang perlu diingat adalah jangan salah mencari makanan-makanan tertentu yang hanya ada pada bulan Ramadhan saja. Itulah yang menjadi kekhususnan makanan tersebut sehingga setiap bulan Ramadhan pasti diserbu para penggemarnya karena hanya bisa menikmati satu tahun sekali saja.

Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalangnya ....
Ramadhan Di Ibukota Provinsi Banten, Kota Serang Ramadhan Di Ibukota Provinsi Banten, Kota Serang Reviewed by Massaputro Delly TP. on Rabu, September 15, 2010 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
close