Hingga hari Kamis, 3 Februari 2011 posisi "Taman Nasional Komodo" di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia masih pada peringkat 10 New7wonders, terdiri dari 43,41% pemilih perempuan dan 56,59% pemilih laki-laki. Ini adalah berkat dukungan masyarakat Indonesia agar Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia.
Tetapi kabar tidak sedap tentang Komodo ini ramai dibicarakan media Indonesia belakangan ini, hal ini karena adanya ancaman dari pihak penyelenggara NGO yaitu Yayasan New7Wonders yang akan mencoret Taman Nasional Komodo sebagai finalis tujuh keajaiban dunia terbaru ini. Hal ini berawal dari adanya permintaan Panitia terhadap Indonesia untuk menjadi tuan rumah pengumuman atau deklarasi kemenangan tujuh keajaiban dunia terbatu ini pada tanggal 11 November 2011 (11-11-2011). Persyaratan yang diajukan oleh pihak Panitia sangat signifikan yaitu sebesar US$45 juta, yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama sebesar US#10 juta sebagai fee komitmen dari penyelenggaraan dan tahap kedua sebesar US$35 juta dengan peruntukkan bagi pelaksanaan penyelenggaraan acara tersebut, sehingga bila dirupiahkan kira-kira sebesar Rp450 miliar.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik sangat keberatan dengan total biaya tersebut karena sangat memberatkan dan perhitungan yang tidak masuk akal. Tidak sepadan dengan acara yang akan dilangsungkan di Jakarta tersebut. "Itu berarti lebih dari Rp450 miliar. Saya hitung-hitung layak atau tidak mengeluarkan Rp450 miliar untuk menjadi tuan rumah yang belum tentu menang. Saya kan bekas pengusaha, saya hitung lagi," kata Jero, "Tidak nunutlah, tidak sampai hati mengeluarkan uang sebesar itu."
Sebelumnya dari pihak Yayasan New7Wonders menganggap Pemerintah Indonesia lamban dalam mendukung kampanye yang digelar yayasan. Seperti tertulis pada blog resmi yayasan tersebut, Senin 31 Januari 2011 lalu, panitia mempertimbangkan untuk mencoret keikutsertaan Taman Nasional Komodo setelah tidak mendapatkan titik temu dari permasalahan hukum terkait penyelenggaraan acara pemilihan pemenang. “Kami terpaksa mengambil langkah ini setelah berminggu-minggu melakukan diskusi yang tidak produktif dengan pihak pemerintah dan swasta untuk menyelesaikan masalah hukum yang penting dengan cara yang positif,” ujar Presiden New7Wonders Foundation, Bernard Webber.
Webber bahkan telah mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menangani masalah ini secepatnya, karena ini juga menyangkut kebanggaan masyarakat Indonesia. “Saya yakin Anda memiliki visi, keinginan dan kapasitas untuk menyelesaikan masalah yang dekat dengan hati banyak rakyat Indonesia,” tulis Webber dalam suratnya. Webber juga berjanji akan memasukkan kembali Komodo sebagai salah satu nominasi jika masalah ini segera diselesaikan.
“Saya bisa pastikan kepada Anda jika semua telah kembali normal kami akan menghentikan penangguhan dan memasukkan kembali Komodo sebagai finalis resmi dari kampanye tujuh keajaiban dunia yang baru,” ujar Webber. “Namun, jika masalah ini tidak diselesaikan, maka kami akan mencabut sepenuhnya Komodo dalam keikutsertaan dan menggantinya dengan nominasi dari daftar cadangan resmi,” lanjut Webber lagi.
Atas surat tersebut, Pemerintah Indoensia sudah menjawab. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan telah menjawab ancaman NGO New7Wonders dengan penegasan tak akan menuruti kemauan mereka.
“Saya menjawabnya melalui surat, Indonesia tidak bersedia karena terlalu mahal,” ujar Jero Wacik usai mengikuti rapat paripurna di kantor presiden, Rabu (2/2/2011) malam. “Semestinya kalau Indoesia tak mau (jadi tuan rumah) ya ada negara lain. Mereka mengancam Indonesia, kalau tidak mau menjadi tuan rumah akan menghilangkan keikutsertaan Pulau Komodo,” terangnya.
Wakil Presiden Boediono mendukung penuh kebijakan Kemenbudpar menolak permintaan NGO New7Wonders meski Pulau Komodo nanti batal jadi salah satu dari tujuh kejaiban dunia. Usai mengikuti rapat Paripurna di kantor presiden, Menbudpar Jero Wacik mengaku telah berkonsultasi dengan Wapres. “(Beliau bilang) ya sudah jangan mau diinjak-injak negara lain,” ujar Menbudpar Jero Wacik menirukan ucapan Boediono di Jakarta, Rabu (2/2/2011).
“Nasionalisme saya bangkit juga, masa diancam-ancam oleh LSM yang tak jelas itu. Keabsahan LSM itu juga belum tentu kredibel,” ujar Jero Wacik.
Perlu diketahui bahwa, awalnya LSM New7Wonders membuat gebrakan dengan menyelenggarakan pemilihan tujuh keajaiban dunia. Negara-negara di dunia lantas mengajukan tiga objek wisatanya untuk dinominasikan. “Kita mengajukan Pulau Komodo, Anak Krakatau, dan Danau Toba,” ujar Jero Wacik. Untuk pendaftaran awal, satu objek wisata dipunggut biaya USD200. Setelah pembayaran dituntaskan, maka perwakilan dari LSM New7Wonders melakukan survei dan memilih objek wisata yang layak dinominasikan. Dalam kaitan ini, terpilihlah Pulau Komodo.
Yang disesalkan ketika panitia mengatakan, "Indonesia kalau tidak mau menjadi tuan rumah nanti bisa kita delete," kata Jero mengutip panitia. Terang saja hal itu membuat kecewa. Padahal masih ada 27 finalis dari 27 negara yang juga masuk dalam daftar. Kenapa ada kesan pemaksaan? "Ada Abu Dhabi, China, dan lain-lain. Saya berpikir, kalau Indonesia tidak mau, seharusnya negara lain bisa. Tidak masalah bila berlangsung di negara lain, yang penting kita bisa vote (komodo). Rupanya mereka mengancam saya, mengancam Indonesia," sesal Jero.
Karena merasa terancam, rasa nasionalisme Jero bangkit. Jero lalu mempertanyakan integritas dan kredibilitas yayasan penyelenggara. Meski demikian, menteri asal Bali ini tetap berpikir positif saja. Karena promo tujuh keajaiban dunia ini ternyata sudah menguntungkan Indonesia.
"Sejak New7Wonders itu digembar-gemborkan, sudah ada peningkatan 400 persen. Jadi, untungnya sudah kita dapat," ungkapnya. Jero meminta semua pihak tidak berkecil hati. Karena Jero mensinyalir, yayasan itu juga memiliki kepentingan bisnis.
Bagaimana kalau Komodo dicopot dari nominasi? "Delete saja. Kami akan tetap berpromosi. Paling juga tiga tahun tidak ada lagi," yakin Jero. Bagi dia tidak masalah Pulau Komodo batal jadi satu dari tujuh keajaiban dunia. Toh sejak dipromosikan pada 2007 lalu, jumlah wisatawan manca negara ke Pulau Komodo naik drastis. “Tenang sajalah, toh Pulau Komodo makin terkenal. Tahun 2007 digembar-gemborkan sekarang jumlah wisatawan asing naik 40 persen. Kalau negara lain jadi tuan rumah kan kita bisa menghemat uang negara. LSM itu juga tak transparan. Kita juga tak dikasih tahu ratingnya berapa,” ungkapnya.
Selanjutnya, lihat saja perkembangannya.
Tetapi kabar tidak sedap tentang Komodo ini ramai dibicarakan media Indonesia belakangan ini, hal ini karena adanya ancaman dari pihak penyelenggara NGO yaitu Yayasan New7Wonders yang akan mencoret Taman Nasional Komodo sebagai finalis tujuh keajaiban dunia terbaru ini. Hal ini berawal dari adanya permintaan Panitia terhadap Indonesia untuk menjadi tuan rumah pengumuman atau deklarasi kemenangan tujuh keajaiban dunia terbatu ini pada tanggal 11 November 2011 (11-11-2011). Persyaratan yang diajukan oleh pihak Panitia sangat signifikan yaitu sebesar US$45 juta, yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama sebesar US#10 juta sebagai fee komitmen dari penyelenggaraan dan tahap kedua sebesar US$35 juta dengan peruntukkan bagi pelaksanaan penyelenggaraan acara tersebut, sehingga bila dirupiahkan kira-kira sebesar Rp450 miliar.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik sangat keberatan dengan total biaya tersebut karena sangat memberatkan dan perhitungan yang tidak masuk akal. Tidak sepadan dengan acara yang akan dilangsungkan di Jakarta tersebut. "Itu berarti lebih dari Rp450 miliar. Saya hitung-hitung layak atau tidak mengeluarkan Rp450 miliar untuk menjadi tuan rumah yang belum tentu menang. Saya kan bekas pengusaha, saya hitung lagi," kata Jero, "Tidak nunutlah, tidak sampai hati mengeluarkan uang sebesar itu."
Sebelumnya dari pihak Yayasan New7Wonders menganggap Pemerintah Indonesia lamban dalam mendukung kampanye yang digelar yayasan. Seperti tertulis pada blog resmi yayasan tersebut, Senin 31 Januari 2011 lalu, panitia mempertimbangkan untuk mencoret keikutsertaan Taman Nasional Komodo setelah tidak mendapatkan titik temu dari permasalahan hukum terkait penyelenggaraan acara pemilihan pemenang. “Kami terpaksa mengambil langkah ini setelah berminggu-minggu melakukan diskusi yang tidak produktif dengan pihak pemerintah dan swasta untuk menyelesaikan masalah hukum yang penting dengan cara yang positif,” ujar Presiden New7Wonders Foundation, Bernard Webber.
Webber bahkan telah mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menangani masalah ini secepatnya, karena ini juga menyangkut kebanggaan masyarakat Indonesia. “Saya yakin Anda memiliki visi, keinginan dan kapasitas untuk menyelesaikan masalah yang dekat dengan hati banyak rakyat Indonesia,” tulis Webber dalam suratnya. Webber juga berjanji akan memasukkan kembali Komodo sebagai salah satu nominasi jika masalah ini segera diselesaikan.
“Saya bisa pastikan kepada Anda jika semua telah kembali normal kami akan menghentikan penangguhan dan memasukkan kembali Komodo sebagai finalis resmi dari kampanye tujuh keajaiban dunia yang baru,” ujar Webber. “Namun, jika masalah ini tidak diselesaikan, maka kami akan mencabut sepenuhnya Komodo dalam keikutsertaan dan menggantinya dengan nominasi dari daftar cadangan resmi,” lanjut Webber lagi.
Atas surat tersebut, Pemerintah Indoensia sudah menjawab. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan telah menjawab ancaman NGO New7Wonders dengan penegasan tak akan menuruti kemauan mereka.
“Saya menjawabnya melalui surat, Indonesia tidak bersedia karena terlalu mahal,” ujar Jero Wacik usai mengikuti rapat paripurna di kantor presiden, Rabu (2/2/2011) malam. “Semestinya kalau Indoesia tak mau (jadi tuan rumah) ya ada negara lain. Mereka mengancam Indonesia, kalau tidak mau menjadi tuan rumah akan menghilangkan keikutsertaan Pulau Komodo,” terangnya.
Wakil Presiden Boediono mendukung penuh kebijakan Kemenbudpar menolak permintaan NGO New7Wonders meski Pulau Komodo nanti batal jadi salah satu dari tujuh kejaiban dunia. Usai mengikuti rapat Paripurna di kantor presiden, Menbudpar Jero Wacik mengaku telah berkonsultasi dengan Wapres. “(Beliau bilang) ya sudah jangan mau diinjak-injak negara lain,” ujar Menbudpar Jero Wacik menirukan ucapan Boediono di Jakarta, Rabu (2/2/2011).
“Nasionalisme saya bangkit juga, masa diancam-ancam oleh LSM yang tak jelas itu. Keabsahan LSM itu juga belum tentu kredibel,” ujar Jero Wacik.
Perlu diketahui bahwa, awalnya LSM New7Wonders membuat gebrakan dengan menyelenggarakan pemilihan tujuh keajaiban dunia. Negara-negara di dunia lantas mengajukan tiga objek wisatanya untuk dinominasikan. “Kita mengajukan Pulau Komodo, Anak Krakatau, dan Danau Toba,” ujar Jero Wacik. Untuk pendaftaran awal, satu objek wisata dipunggut biaya USD200. Setelah pembayaran dituntaskan, maka perwakilan dari LSM New7Wonders melakukan survei dan memilih objek wisata yang layak dinominasikan. Dalam kaitan ini, terpilihlah Pulau Komodo.
Yang disesalkan ketika panitia mengatakan, "Indonesia kalau tidak mau menjadi tuan rumah nanti bisa kita delete," kata Jero mengutip panitia. Terang saja hal itu membuat kecewa. Padahal masih ada 27 finalis dari 27 negara yang juga masuk dalam daftar. Kenapa ada kesan pemaksaan? "Ada Abu Dhabi, China, dan lain-lain. Saya berpikir, kalau Indonesia tidak mau, seharusnya negara lain bisa. Tidak masalah bila berlangsung di negara lain, yang penting kita bisa vote (komodo). Rupanya mereka mengancam saya, mengancam Indonesia," sesal Jero.
Karena merasa terancam, rasa nasionalisme Jero bangkit. Jero lalu mempertanyakan integritas dan kredibilitas yayasan penyelenggara. Meski demikian, menteri asal Bali ini tetap berpikir positif saja. Karena promo tujuh keajaiban dunia ini ternyata sudah menguntungkan Indonesia.
"Sejak New7Wonders itu digembar-gemborkan, sudah ada peningkatan 400 persen. Jadi, untungnya sudah kita dapat," ungkapnya. Jero meminta semua pihak tidak berkecil hati. Karena Jero mensinyalir, yayasan itu juga memiliki kepentingan bisnis.
Bagaimana kalau Komodo dicopot dari nominasi? "Delete saja. Kami akan tetap berpromosi. Paling juga tiga tahun tidak ada lagi," yakin Jero. Bagi dia tidak masalah Pulau Komodo batal jadi satu dari tujuh keajaiban dunia. Toh sejak dipromosikan pada 2007 lalu, jumlah wisatawan manca negara ke Pulau Komodo naik drastis. “Tenang sajalah, toh Pulau Komodo makin terkenal. Tahun 2007 digembar-gemborkan sekarang jumlah wisatawan asing naik 40 persen. Kalau negara lain jadi tuan rumah kan kita bisa menghemat uang negara. LSM itu juga tak transparan. Kita juga tak dikasih tahu ratingnya berapa,” ungkapnya.
Selanjutnya, lihat saja perkembangannya.
Taman Nasional Komodo akan dihapus dari Nominatif The New7Wonders
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Kamis, Februari 03, 2011
Rating:
wer,,ewer,,ewer,,mahal amir,,,ia pak menteri,,ngga usah aja, mending ngga ikutan kalo musti bayar,,,kirain, benar2 fair,,,secara,kalo didelete pasti jadi bahan berita, nah tuh, promosi gratis kan tuh, lagian ngga masuk 7w juga komodo tetap terkenal,,,lagian mau new7w kek, mau apa kek,,orang2 mah taunya keajaiban dunia ya yang dulu dulu itu,,yang ada borobudur sama tembok berlinnya,,,
BalasHapusMakasih atas limpahan ilmunya
BalasHapusbagus sob artikelnya dan menarik
BalasHapusmakasih gan buat infonya dan salam sukses selalu
BalasHapuskeren mas buat infonya da semoga bermanfaat
BalasHapusok sob infonya dan salam kenal
BalasHapus