Kesbangpol Banten X-pedition: Gunung Karang Pandeglang

Pada tanggal 18 Mei 2011 jam 17.00 merupakan waktu yang direncanakan untuk memulai aktivitas pendakian dalam rangka x-pedisi Gunung Karang di Pandeglang. X-Pedisi ini dilaksanakan oleh kami yang tergabung dalam Kesbangpol Banten X-Pedition (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten Expedition), kali ini yang ikut berjumlah 5 orang, yaitu Saya sendiri selaku Ketua Rombongan, Sdr. Ayi Mansyur, Sdr. Tb. Bahrumsyah, Sdr. Asep Herdilles, dan Sdr. Fuad.


Pose keberangkatan dan di rumah singgah.

Rencana awal kami berangkat jam 17.00 WIB, karena masih menunggu persiapan segala sesuatunya akhirnya rombongan diberangkatkan jam 17.30 WIB. Keberangkatan menggunakan kendaraan dinas, kebetulan ada yang ganggur di kantor sehingga dapat kami pakai setelah izin terlebih dahulu tentunya, lumayan daripada rencana awal menggunakan motor (R.2) masing-masing, irit tenaga dan ongkos tentunya. Dalam perjalanan kami mampir dulu di Pasar Badak Pandeglang untuk membeli makanan dan minuman ringan dan sedikit bekal untuk makan malam.

Perjalanan pendakian direncanaan dimulai dari Kampung Pasir Angin, sehingga tujuan awal adalah menuju Kampung Pasir Angin untuk mencari penginapan dan orang yang dapat membantu kami menjadi guide dan tempat menginap plus makan tentunya. Akhirnya, kurang lebih jam 19.00 WIB kami sampai di Makam Syeh Rako, sebenarnya ini nyasar juga, karena kampung Pasir Angin sudah terlewati dengan ujungnya makam yang dikeramatkan ini. Seperti kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan, maka bertanyalah kami. Kebetulan sekali, keliatannya nasib baik menyertai langkah kami ini, di dekat makam keramat tersebut terdapat rumah sederhana yang dihuni oleh penjaga makam, dan bapak tersebut bersedia menjadi guide kami dan menjadikan rumahnya sebagai tempat istirahat malam ini (maaf lupa nama bapak tersebut).

Kami disambut dengan ramahnya di rumah kediaman beliau yang sederhana, kebetulan beliau tinggal sendiri di rumah tersebut sedangkan keluarganya tinggal di Kampung Pasir Angin yang tidak jauh dari makam tersebut. Setelah berbincang-bincang memperkenalkan diri dan maksud tujuan kami malam-malam sampai di tempat ini, kami disambut dengan lapang dada dan Bapak tersebut berkenan untuk menjadi guide sekaligus bercerita banyak tentang hikayat dan sedikit sejarah seputar Makam Syek Rako, Syeh Mansur dan Guunung Karang ini.

Pucuk di cinta ulam pun tiba, mungkin itu gambaran tentang trip kami ini, salah satu maksud yang kami sampaikan adalah untuk kesediaan beliau memberikan makan malam dan makan esok harinya, dan ternyata beliau pun bersedia. Untuk makan malam, kami sendiri heran ternyata di rumah sederhananya ini, dimana bapak tinggal sendiri tetapi untuk makan malam kami berlima ternyata sudah tersedia. Ditemani ikan asin dan sayur asem buatan bapak, terasa nikmat malam-malam ditemani dengan lampu minyak, terasa sekali suasana alami yang dirasakan.


Ziarah di Makam Syeh Rako dan tidur malam diselimuti kabut malam.

Setelah makan malam dan selesai menunaikan sholat isya, sesuai dengan petunjuk Bapak yang menjadi guide kami ini, sebelum kami memulai pendakian esok hari, selayaknya melakukan ziarah dulu di Makam Syeh Rako, setelah itu baru kami istirahat sesegera mungkin dalam rangka menghemat tenaga untuk tracking esok hari.

Memasuki subuh hari, satu persatu bangun dari lelapnya tidur malam dan sesegera melaksanakan sholat subuh. Kemudian persiapan untuk memulai pendakian/x-pedition ini. Sesuai petunjuk guide, perjalanan setelah matahari menunjukkan sinarnya saja sehingga jalan akan tampak setelah memasuki alur pendakian. Tepat jam 05.30 WIB kami pun memulai perjalanan ini dengan semangatnya, diselimuti dengan embun dan kabut tipis.


Secangkir kopi panas dan pose bersama mengawali pendakian.

Jalur pendakian dimulai dengan melewati satu kampung lagi sebelum memasuki kawasan hutan Gunung Karang. Jalan setapak dan beberapa tempat menjadi pos peristirahatan akan ditemui selama pendakian, selepas perkampungan akan ditemui daerah yang diberi nama oleh penduduk setempat dengan jalur tanah merah. Jalan ini sangat licin, apalagi setelah diguyur dengan hujan, sehingga perlu kehati-hatian menempuh jalur licin yang menanjak tersebut.


Istirahat sejenak selepas jalur tanah merah.

Karena kami memang belum terbiasa dengan pendakian, hal yang lumrah bila perjalanan ini banyak berhentinya untuk melepas lelah dan dahaga yang menghinggapi. Tetapi kami lalui dengan tetap penuh semangat karena kebersamaan dan rasa penasaran untuk mencapai sasaran, yaitu Sumur Tujuh Gunung Karang.

Sangat bervariasi jalur yang ditempuh, diawali dengan jalan setapak yang mendatar dengan kemiringan ringan, licin, terus hingga kemiringan yang sangat tajam, bahkan harus merambat menggunakan akar-akar pohon, sangat bervariasi dan menantang. Diperlukan kehati-hatian dan saling membantu dibeberapa titik. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan derasnya, karena memang sudah basah terlebh dahulu dengan keringat, perjalanan tetap dilanjutkan bersama dengan derasnya hujan, tanggung, kadung basah.



Berpose di salah satu peristirahatan dan lihat saja jalur yang harus ditempuh, penuh tantangan.

Setelah menempuh kurang lebih 4 jam, sekitar jam 10.00 WIB kami sampai di Sumur Tujuh Gunung Karang, bukan berarti jumlah sumurnya tujuh, memang namanya demikian diberi nama Sumur Tujuh, entah siapa yang memberikan nama, sejak dahulu kala katanya.


Pose bersama lagi di warung peristirahatan dan lokasi sumur tujuh.

Menurut hikayat, Sumur Tujuh merupakan petilasan dari Syeh Mansyur, seorang ulama besar di daerah Pandeglang dan sekitarnya pada masa kolonial Belanda, yang ikut menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat pegunungan Pandeglang. Jalur yang ditempuh merupakan jalur naik turun gunungnya Syeh Mansyur dan pengikut-pengikutnya. Sesuai dengan petunjuk guide kami, kami pun melakukan tahlilan sebentar setelah bebersih dan mandi di Sumur Tujuh, untuk mengafdolkan perjalanan pendakian kami ini. Jadi pendakian Gunung Karang selain untuk melakukan aktivitas pendakian, di dalamnya juga terkandung spiritual yang kental karena merupakan jalur pendakian dari ulama besar pada masanya.

11.45 WIB, kami pun turun gunung. Perjalanan turun dirasakan lebih cepat walau tetap dengan kehati-hatian. Perbedaan mendaki dan turun gunung akan terasa pada kaki, terutama persendian lutut. Kembali di tengah perjalanan, hujan pun turun dengan derasnya, bersama dengan turunnya kabut yang mengawali perjalanan turun dari tadi.

Singkat cerita, perjalanan ditempuh selama 3 jam sesampainya kami di rumah sederhana dimana kami mengawali pendakian tadi pagi, lebih cepat satu jam dari waktu tempuh pendakian. Sangat-sangat kelelahan dan kaki ini terasa pada mau lepas, seperti sudah tiada kuasa lagi untuk digerakkan, hanya tinggal semangat saja yang masih ada sehingga kami dapat menyelesaikan x-pedition ini dengan selamat, sehat, dan tetap ceria.

Setelah melaksanakan sholat zuhur dan ashar yang di jamak, istirahat sebentar sambil menunggu makan yang sedang dipersiapkan oleh rekan-rekan bapak guide kami, bebersih dan mandi tentunya menjadi segar setelah kelelahan, basah oleh keringat dan hujan selama perjalanan. 15.00 WIB kami makan dam menutup rangkaian trip kali ini, setelah pamitan dan sedikit memberi ala kadarnya kepada Bapak serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya telah mendampingi dan menjamu kami, kami pun pulang ke Serang dengan sejuta kenangan dan kelelahan tentunya. Tiada terasa jam 17.00 WIB kami sudah di kantor lagi sekaligus menutup x-pedition ini dengan sukses. Smoga dapat bertemu dan berkumpul lagi untuk melakukan x-pedition berikutnya.
Kesbangpol Banten X-pedition: Gunung Karang Pandeglang Kesbangpol Banten X-pedition: Gunung Karang Pandeglang Reviewed by Massaputro Delly TP. on Jumat, Juni 03, 2011 Rating: 5

6 komentar:

  1. pagi sobat, nyari shoutboxnya belum ketemu jadi komennya disini

    suka hiking ya gan, jadi pengen ne

    BalasHapus
  2. @Ednesia: makasih, emang kadang kala shoutboxnya bermasalah ... ;-)

    BalasHapus
  3. wow ekspedisi nya keren mas.... jadi pengen

    BalasHapus
  4. @Ryantaufik/Techno: makasih, jd tambah smangat buat expedisi lg ... ;-)

    BalasHapus
  5. Perjaba(persatuan jiarah banten) ikut mendoakan semoga kesbangpol banten X-PEDITION semoga berkah and sukses selalu

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
close