Biro Pemerintahan Banten: Trekking To Baduy Dalam



Setelah lama dinanti-nanti, akhirnya berangkat juga trekking ke Baduy Dalam, Lebak.  Perjalanan ini kami namai dengan "Biro Pemerintahan: Baduy Dalam Trekking Trip". Sesuai dengan kesepakatan dari peserta, berangkat ke Baduy Dalam pada hari Jumat, 16 November 2018 dan selesai turun kembali pada keesokan harinya, 17 November 2018.

Menggunakan jasa pemandu lokal, asli baduy yang sudah menetap dan membuka warung makan serta oleh-oleh khas baduy, Bapak Agus Baduy panggilannya. Warung/tokonya berada di terminal Ciboleger, lokasi dimana starting para wisatawan untuk mengunjungi kawasan suku asli baduy.

Sebelumnya, hasil koordinasi dengan pa Agus, disepakati bahwa rincian biaya perjalanan kami dengan dipandu beliau sebesar Rp175.000,- per orang, cukup murah kan! Ini di luar biasa "potter" dan lain-lain di luar biaya kesepakatan. Biaya tersebut hanya untuk biaya tiga kali makan, biaya pemondokan (tiga rumah) di Baduy Dalam.

Meeting poin berada di Terminal Ciboleger. Jadi, kami dari starting pemberangkatan, baik dari Serang, maupun dari Pandeglang, ketemunya di terminal tersebut. Sebelum Jumatan, rombongan sudah lengkap, dan disepakati pemberangkatan setelah Sholat Jumat.

Sebelum berangkat, pa Agus menyampaikan bahwa yang berkeinginan untuk dibawakan tas atau perbekalannya dapat menggunakan jasa panggul atau potter. Potter telah tersedia, orang asli Baduy Dalam yang telah melakukan perjalanan, ada yang dari Tangerang bahkan dari Jakarta. Mereka akan kembali ke perkampungan baduy dalam, dan sudah menjadi kebiasaan, mereka akan menunggu siapa tahu akan dijadikan potter untuk membantu para wisatawan. Biayanya? Rp35.000,- sekali jalan untuk satu tas. Bila pulang pergi dijumlah saja, Rp70.000,- per tas. Kadang, satu orang dapat membawa lebih dari satu tas, jadi lumayan juga yang mereka peroleh.

Baca juga:

Perjalanan dimulai menuju Kampung Gazebo. Perjalanan ditempuh kurang lebih satu hingga satu setengah jam dari Ciboleger ke Gazebo. Ujian pertama bagi pengunjung ada disini, untuk membiasakan trekking dengan jalur pendakian. Walau jalan sudah bagus, jalan berbatu, tidak ditemui lagi jalan tanah, tapi rutenya akan banyak tanjakan yang menguras keringat. Bila persediaan air minum yang dibawa terbatas, berhemat saja. Tapi jangan cemas terkait air minum, akan banyak penjaja dari orang-orang baduy yang berada di rumah ladang atau perkampungan yang di jual. Harga pun wajar, air mineral hanya dijual lima ribu rupiah, dan masih terdapat air minum yang berwarna-warna dan berasa-rasa (tidak pperlu disebutkan mereknya, nanti dibilang iklan).

Sesampainya di Kampung Gazebo, sambil beristirahat, kami makan siang disini. Perbekalan makan siang memang dibawa oleh pemandu dari sejak Ciboleger. Pada saat pemberangkatan sebenarnya ditawari untuk makan siang terlebih dahulu di Ciboleger, tapi kami sampaikan nanti saja di Gazebo sesuai kesepakatan awal rundown acaranya.

Makan siang selesai, perjalanan pun dilanjutkan karena menngejar target sebelum gelap harus sudah sampai Kampung Cibeo, Baduy Dalam. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, jalur perjalanan pun sudah baik sekarang. Sudah jalan berbatu semuanya. Hanya menjelang masuk di kawasan Kampung Cibeo saja kondisi jalan berupa jalan setapak agak lebar dan tanah saja, diperkuat dengan akar-akar pohon disamping kiri dan kanannya.

Ada beberapa hal menarik dalam perjalanan menuju Kampung Cibeo ini, yaitu:

Tanjakan Cinta, ada-ada saja orang menamakan tanjakan cinta. Dalam salah satu rute perjalanan, dibuat jalan memotong dengan mendaki sebuah bukit. Cukup terjal dan hanya berupa tanah. Bila hujan turun, tanjakan ini akan sangat licin. Sebenarnya, tanpa melewati tanjakan cinta pun bisa, mengikuti jalan berbatu, nantinya juga setelah tanjakan cinta akan bertemu dengan jalan berbatu kembali.

Disebut tanjakan cinta, karena pada saat mendakinya, terutama dalam kondisi licin bila hujan atau pasca hujan, harus saling berpegangan atau saling bantu untuk mencapai bukit tersebut. Kami diuntungkan cuaca sedang terang benderang cenderung panas terik, harus banyak istirahat mengumpulkan tenaga saat mendaki tanjakan cinta tersebut.

Jebakan/Perangkap Burung, orang suku baduy memasang perangkap burung dengan menggunakan jala yang berada diantara dahan-dahan pepohonan. Jaring terebut di pasang pada bambu-bambu yang menjulang ke atas. Untuk menarik perhatian burung, bambu-bambu tersebut dilubangi, sehingga pada saat angin bertiup menimbulkan suara-suara seperti siulan keras.  

Kami saja awalnya terkaget-kaget. Di tengah hutan diantara pepohonan besar dan kecil mendengarkan suara berdengung, siualan keras, sahut menyahut diantara bukit dan lembah. Tatkala kami mendekati sumber suara, baru kami ketahui berasal dari bambu terpasang untuk menjerat burung.

Akhirnya, kami sampai Kampung Cibeo, sebagai kampung yang ditunjuk oleh Puun sebagai kampung terbuka yang dikunjungi wisatawan. Target sebelum malam tercapai, kami sampai bertepatan menjelang waktu Sholat Magrib. Tidak akan ada terdengar suara azan disana, sesuai waktu pada hape, memang menunjukkan waktu Azan Sholat Magrib.
Biro Pemerintahan Banten: Trekking To Baduy Dalam Biro Pemerintahan Banten: Trekking To Baduy Dalam Reviewed by Massaputro Delly TP. on Minggu, Maret 03, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
close