Sebagai pecinta sepak bola tanah air, wacana Liga 1 2020 dilanjutkan tanpa ada yang terkena degradasi di akhir musim menjadi kurang greget. Bak sayur asem kurang garam, kurang lezat dan kurang nikmat.
PSSI merencanakan lanjutan Liga Indonesia 2020 pada bulan September dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebenarnya, masih terlalu riskan untuk tetap bergulir di tengah pandemi virus corona atau COVID-19. Belum ada vaksinnya. Namun, adaptasi harus dilakukan, hidup harus jalan terus. Life must go on!
Baca Juga: Fatwa Halal Harus Menjadi Otoritas MUI
Seperti liga-liga di luar negeri, gelaran liga tanpa penonton sepertinya juga diterapkan di sini. Ketiadaan penonton ini saja sudah membuat sepak bola hambar, tanpa teriakan dan fanatisme pendukung di lapangan. Apalagi tanpa degradasi!
Cukup beralasan yang disampaikan oleh PSSI, bahwa dengan mempertimbangkan aspek kebencanaan dan kondisi klub yang tidak sama, maka kompetisi Liga 1 2020 tanpa degradasi. Sedangkan Liga 2 tetap mendapat promosi untuk dua klub teratas, sehingga kompetisi tahun mendatang akan diikuti oleh 20 klub profesional Indonesia. Makin ramai!
Kenapa tidak greget?
Klub papan bawah akan "menyerah" terlebih dahulu dalam perjuangannya sebelum kompetisi berakhir, atau yang berada di papan tengah klasemen liga pun bisa berbuat serupa. Gak ngoyo! Toh mereka tidak akan tersingkir, buat apa bersusah-susah menjauh dari juru kunci. Santai saja bro!
Yah, semoga saja para pemain tidak berbuat demikian. Apalagi klub! Semoga saja tetap menampilkan permainan terbaiknya. Tetap menjunjung nilai-nilai sportivitas. Penampilan terbaik bukan saja buat klub, tetapi buat prestise atau nilai jual diri sendiri sebagai atlet profesional.
PSSI memberi contoh Liga Jepang, kompetisi tahun ini di negeri sakura bergulir kembali tanpa degradasi di akhir musim. Sah-sah saja, asal sesuai regulasi PSSI itu sendiri. Paling tidak disesuaikan karena faktor kebencanaan. Jangan nanti setelah bergulir ada yang menggugat.
Bagi peraih papan atas memang akan terus semangat 45, merebut menjadi kampiun. Selain meningkatkan gengsi, bonus tentunya mengalir. Mudah-mudahan tetap ada bonus menantinya, mengingat kondisi bangsa dalam keprihatinan.
Selain itu, tentunya berharap seluruh pertandingan dapat disaksikan di layar kaca. Menjadi hiburan rakyat di tengah pandemi, syukur-syukur televisi nasional semua sehingga bisa disaksikan oleh seluruh anak bangsa di tanah air.
Ekonomi yang terjun bebas mengakibatkan kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam. Stagnasi ekonomi ini memang harus digerakkan. Roda ekonomi harus di putar. Salah satunya dengan menggulirkan liga kembali.
Apapun keputusan yang diambil, semoga terbaik buat pemain, klub, dan masyarakat Indonesia. Jangan ada lagi cerita-cerita tak sedap di kompetisi Indonesia. Saya, anak bangsa yang rindu prestasi sepak bola Indonesia. Rindu prestasi olah raga Indonesia.
Salam olah raga ... !!!
Liga 1 Tanpa Degradasi Kurang Greget!
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Rabu, Juni 17, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: