Mencerahkan! Saya terpana luar biasa tentang cerita tentara Nazi di Indonesia. Teringat kembali berita menghebohkan beberapa tahun lalu, tepatnya 2013-2014 dimana ditemukannya kapal selam Jerman U-boot di Laut Jawa.
Rasa penasaran saya akan cerita keterlibaran tentara Jerman di Indonesia pada masa rezim Nazi masa Perang Dunia Kedua, membawa saya untuk ikut sebuah webinar. Webinar diselenggarakan oleh National Geographic Indonesia (NGI), bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bertajuk "Singkap Misteri Laut Jawa, Di Balik Kisah Penelitian Kapal Perang Sekutu Sampai Kapal Selam Jerman."
Saya menyimak dari awal hingga akhir paparan dari Shinatria Adhityatama, seorang arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kemendikbud. Acara yang berlangsung pada Sabtu 20 Juni 2020 dimulai jam 16.30 WIB dipandu oleh Mahandis Yoanata Thamrin, Managing Editor NGI.
Mahandis Yoanata Thamrin, dalam pembukaan acara menyampaikan bahwa, Laut Jawa mempunyai peran penting dari jaman klasik kerajaan-kerajaan di nusantara hingga kini, merupakan jalur rempah-rempah dan perdagangan dunia.
Pada masa perang dunia kedua, terdapat dua pertempuran laut besar terjadi di Laut Jawa, tatkala Kekaisaran Jepang akan memasuki Indonesia, saat itu disebut Hindia Belanda.
Indonesia tidak terlibat langsung dalam perang dunia kedua. Namun, Indonesia menjadi panggung perang. Tidak aneh, banyak ditemukan bangkai kapal laut dan pesawat di daratan dan perairan Nusantara. Peraian Indonesia menjadi tempat bersemayamnya puluhan armada kapal perang Sekutu, Jepang, hingga U-boot Jerman.
Berakhirnya perang dunia kedua membawa perubahan besar geopolitik dunia. Termasuk diraihnya kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Shinatria Adhityatama, menjelaskan dua pertempuran Laut Jawa tersebut yaitu perang antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dengan Sekutu, yaitu Belanda, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia pada 27 Februari 1942. Perang berlanjut pada jilid dua 1 Maret 1942.
Perang jilid dua Laut Jawa disebut juga dengan Pertempuran Selat Sunda. HMAS Perth (Australia) dan USS Houston (Amerika) tenggelam di sekitar Teluk Banten pada 1 Maret 1942. Kekalahan Sekutu pada Pertempuran Selat Sunda menandai berakhirnya penjajahan Belanda (Sekutu) di Indonesia, berpindah ke Kekaisaran Jepang.
Tiga Kapal Angkatan Laut Kerajaan Belanda, HNLMS De Ruyter, HNLMS Java, HNLMS Kortenaer, dinyatakan hilang di Laut Jawa.
HNLMS Java adalah kapal penjelajah kelas Java, diluncurkan 6 Agustus 1921. HNLMS Kortenaer merupakan kapal perusak kelas Admiralen yang diluncurkan pada 30 Juni 1927. Java dan Kortenaer tenggelam pada pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942.
HNLMS De Ruyter merupakan kapal berkelas penjelajah ringan, diluncurkan pertama kali pada 11 Maret 1935 dan karam terkena torpedo di Laut Jawa 28 Februari 1942.
Sudah dilakukan kerjasama antara Belanda dan Indonesia untuk melakukan pencarian kapal tersebut pada 2016. Sayangnya banyak terjadi pencurian besi tua di Indonesia atau dikenal dengan tindakan illegally salvaged. De Ruter dan Java ditemukan, perkiraan titik lokasinya berupa cekungan bekas kapal. Setelah dilakukan penyesuaian dengan bentuk masing-masing kapal dapat disimpulkan bahwa cekungan tersebut memang bekas karamnya kapal. Artinya bangkai kedua kapal sudah hilang, hanya menyisakan cekungan bekas kapal di dasar laut.
Sedangkan kondisi Kortenaer ditemukan relatif lebih baik dari nasib De Ruter dan Java. Saat ditemukan, masih ada sisa-sisa bagian mesin kapal.
Shinatria Adhityatama, melanjutkan ceritanya. Pada 2013 dilakukan penelitian kapal selam Jerman U-Boot di Laut Jawa. Penelitian dimulai dari sebuah hipotesa adanya peran Jerman pada masa rezim Nazi di Nusantara, saat Perang Dunia Kedua.
Ada beberapa titik lokasi yang diteliti, dan ditemukan bangkai kapal selam Jerman jauh dari perkiraan titik karamnya. Daratan terdekat dengan lokasi temuan yaitu Kepulauan Karimun Jawa Jepara Jawa Tengah, sehingga Karimun Jawa dijadikan base camp penelitian.
Temuan kapal U-boot dipastikan bertipe IXC/40, dibuat sekitar 1941. Namun belum dapat dipastikan apakah ini kapal U-168 atau U-183. Kedua kapal ini diyakini tenggelam di Laut Jawa. U-boot ditemukan hanya bagian depannya saja. Diyakini terbelah terkena terpedo Sekutu. Buritan atau bagian belakang kapal hingga kini belum ditemukan sehingga tidak dapat memastikan ini U-168 atau U-183, dimana kode ini biasa disematkan.
U-168 diyakini tenggelam 6 Oktober 1944 oleh kapal selam Belanda. Peristiwa ini menewaskan 23 orang, dengan 27 lainnya ditangkap termasuk komandannya Kapitänleutnant Helmuth Pich.
Ada cerita cukup menarik tentang Komandan kapal selam U-168, Kapitänleutnant Helmuth Pich. Pich merupakan pria kelahiran minang. Sejarah mencatat bahwa sebelum perang dunia kedua meletus, orang-orang Jerman sudah bermukim dan melakukan pernikahan dengan penduduk lokal. Keberadaan orang kaya Jerman ini dalam rangka membuka perkebunan di tanah minang.
Sedangkan U-183 karam pada 23 April 1945, beberapa hari sebelum penyerahan Jerman, oleh kapal selam Amerika Besugo (SS-321) di Laut Jawa. Hanya satu anggota kru yang selamat. U-183 termasuk gelombang pertama misi "monsun boot" atau Monsun Gruppe, yang beroperasi di Samudera Hindia dari pangkalan Jepang di Hindia Belanda dan Malaya Britania, terutama di Penang.
Tim berhasil mengidentifikasi kapal selam setelah menemukan piring dan cawan yg dibelakangnya terdapat logo elang dan swastika simbol rezim Nazi di Jerman.
Banyak ditemukan artefak dari U-boot. Terlihat oleh peneliti bahwa kapal dalam kondisi bekas terbakar dan masih ditemukan keberadaan kerangka manusia, diyakini kerangka jenazah tentara Jerman. Satu kapal diperkirakan berisi 40 tentara.
Diyakini pula, sebelum kedatangan peneliti telah ada tangan-tangan jahil mendahului. Dibuktikan adanya potongan-potongan besi sisa kapal dan sisa bongkaran.
Baca Juga: Sejarah Singkat Kesultanan Banten
Misi U-Boot, disebut dengan MONSUN GRUPPE, yaitu dalam rangka:
- Kebutuhan bahan dasar/mentah.
- Memutus jalur logistik Sekutu dan Asia-Eropa.
- Operasi gabungan di Samudera Hindia, Jepang dan Jerman di wilayah yang sama.
U-boot ini merupakan kapal selam yang ditemukan pertama kali di Asia, berada di Laut Jawa. Sekaligus menjadi bukti keterlibatan Jerman di Indonesia.
Hasil penelitian telah dipublikasikan pada jurnal internasional sejak tahun 2013 dan menjadi pemberitaan internasional dengan diliput oleh media-media luar negeri.
Kenyataannya, banyak temuan-temuan bersejarah di tanah air dilakukan oleh nelayan Indonesia atau masyarakat umum lainnya, bukan oleh peneliti. Para arkeolog/penelitu hanya membentuk narasi dari temuan-temuan tersebut.
Ibrahim Ahmad, seorang pemerhati sejarah Jerman sempat menanyakan bagaimana tanggapan Kedutaan Jerman di Indonesia. Dijelaskan Shinatria Adhityatama, hingga kini Pemerintah Jerman masih pasif, tidak diketahui kenapa sikap pasif ini. Apakah ini berhubungan dengan masa kelam rezin Nazi, baik di dunia maupun di negaranya sendiri.
Misteri Peran Jerman Di Indonesia Pada Perang Dunia Ke-2
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Senin, Juni 22, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: