Penerapan New Normal Di Masjid Raya Bandung


Dulunya di kenal dengan Masjid Agung Bandung, saat ini diberi nama resmi Masjid Raya Bandung. Ini adalah salah satu lokasi kenangan saya dulu semasa menempuh pendidikan di Bandung. Daya tarik selain masjid dan alun-alun, adalah dekatnya akses pusat perbelanjaan dan wisata di sekitarnya. Keberadaan pusat perbelanjaan Kings dan Yogya menjadi icon, dulunya ada Palaguna di seberang alun-alun, tempat menonton film dengan adanya bioskop. Namun sudah lama terhapus tergerus jaman.

Selain itu, gedung bersejarah Kantor Pos Bandung dan gedung Merdeka pun berada di area ini. Hal ini menjadikan masjid sentral persinggahan, selain beribadah pengunjung menggunakannya sebagai tempat beristirahat.


Dulu belum seluas sekarang, masih terdapat jalan raya yang memisahkan masjid dengan Alun-alun Bandung. Saat ini, masjid dan alun-alun sudah menyatu. Alun-alun pun serasa bagian dari halaman masjid. Masjid ini memiliki sejarah yang cukup panjang, dibangun pertama kali tahun 1810 dan direnovasi besar-besaran pada tahun 2001. Masjid Raya Bandung bercorak Arab, menggantikan Masjid Agung yang lama, yang bercorak khas Sunda.

Berkunjung ke kota Bandung selalu diusahakan berkesempatan menunaikan sholat di sini. Seperti hari ini (24/07/2020) saya pun harus menunaikan Sholat Jumat, maka kendaraan pun saya arahkan menuju pusat kota Bandung. 

Saat memasuki area parkir yang berada di bawah alun-alun, kesan dari dulu pertama kali memasuki parkiran ini tidak berubah. Gelap, kotor, dan bau! Seakan tidak ada perawatan dan pemeliharaan, padahal setiap pengunjung dikenakan tarif parkir sesuai yang ditetapkan. Ketidakteraturan pun terlihat di area warung-warung kaki lima yang menempati sebagian dari area parkir. Padahal konsep area atau gedung parkir di bawah alun-alun sangatlah bagus, memanfaatkan keterbatasan lahan dengan membangun gedung parkir di bawah tanah dengan tidak menghilangkan fungsi aluun-alun sebagai ruang terbuka hijau.

Pandemi virus corona yang melanda Indonesia dan dunia mengharuskan pemerintah melakukan pembatasan sosial masyarakat. Salah satunya adalah menutup area-area dimana biasanya masyarakat berkumpul dan beraktivitas. Hingga saat ini, alun-alun Bandung masih di tutup, terlihat barikade dan penjagaan Satuan Polisi Pamong Praja dari Pemerintah Kota Bandung.


Sebelum memasuki masjid, suhu tubuh saya harus di cek dahulu dengan termogun oleh petugas masjid. Ini awal bahwa masjid menerapkan new normal dan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Pembatasan jemaah dengan memberikan jarak dilakukan di dalam masjid, terlihat tanda silang menggunakan lakban hitam yang menandakan jemaah tidak boleh menggunakan shaf/tempat tersebut untuk menunaikan sholat. Selain itu, kotak infaq tidak berjalan sendiri dari tangan ke tangan jemaah, melainkan ada petugas masjid yang berkeliling menghampiri jemaah yang ingin memberikan infaqnya. 

Alhamdulillah, semoga jemaah semakin sadar pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan memutus mata rantai penyeberan virus corona. Ibadah jalan hati pun damai.
Penerapan New Normal Di Masjid Raya Bandung Penerapan New Normal Di Masjid Raya Bandung Reviewed by Massaputro Delly TP. on Minggu, Juli 26, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
close