Tidak tahu sejak kapan Tradisi Munggahan sudah ada di Serang, sejak dulu turun temurun dilakukan oleh masyarakat Serang, baik di perkampungan maupun diperkotaan. Untuk daerah perkotaan, terutama untuk para pegawai atau karyawan biasanya selalu diisi dengan kegiatan makan bersama sehari atau sebelum jatuhnya hari pertama bulan Ramadhan.
Tradisi Munggahan ini turun menurun dilakukan oleh masyarakat Sunda sehari menjelang bulan Ramadhan ya walaupun sedikit tergeser oleh arus globalisasi dan informasi, acara munggahan yang biasa dilakukan oleh setiap keluarga beragam, diantaranya makan-makan di siang hari bersama keluarga besar, mengundang tetangga untuk melakukan pengajian dan mendengarkan ceramah seputar Ramadhan, keluarga yang ada di kota biasanya mudik untuk berkumpul dengan keluarga di desa bahkan ada beberapa masyarakat yang melakukan munggahan dengan berpiknik ria bersama sanak saudara.
Selain itu, walau Tradisi munggahan ini memang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, tetapi hendaknya kita pandang sebagai kearifan lokal dengan hikmah yang dapat diambil adalah saling memaafkan membersihkan diri menyambut bulan penuh Rahmah. Hikmah lainnya menjalin silaturahmi dengan keluarga dan tetangga, sebagai momen keharmonisan hubungan keluarga dan tetangga.
Pada kesempatan tahun ini - 2012, Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten tidak membuang kesempatan untuk mengadakan "ritual" munggahan ini. Bertempat di Rumah Makan "Luy" yang menyediakan makanan khas Serang yaitu Pecak Bandeng. Rumah makan ini berlokasi di Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang. Ternyata tatkala kami setibanya di rumah makan tersebut, padahal waktu masih menunjukkan jam 12.30 WIB tetapi sangat ramai, dominan pengunjung adalah para pegawai di Kabupaten dan Kota Serang.
Tetapi, ada kata pepatah "akan indah pada waktunya", nach setibanya menu yang kami pesan, rasa nikmat pun menghinggapi sehingga rasa kesal karena mengantri pun hilang. Menu kali ini tentunya adalah Pecak Bandeng, ditambah dengan Udang Bakar, Sayur Asem, dan Urap. karena untuk lapanya kehabisan ...
Tradisi Munggahan ini turun menurun dilakukan oleh masyarakat Sunda sehari menjelang bulan Ramadhan ya walaupun sedikit tergeser oleh arus globalisasi dan informasi, acara munggahan yang biasa dilakukan oleh setiap keluarga beragam, diantaranya makan-makan di siang hari bersama keluarga besar, mengundang tetangga untuk melakukan pengajian dan mendengarkan ceramah seputar Ramadhan, keluarga yang ada di kota biasanya mudik untuk berkumpul dengan keluarga di desa bahkan ada beberapa masyarakat yang melakukan munggahan dengan berpiknik ria bersama sanak saudara.
Selain itu, walau Tradisi munggahan ini memang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, tetapi hendaknya kita pandang sebagai kearifan lokal dengan hikmah yang dapat diambil adalah saling memaafkan membersihkan diri menyambut bulan penuh Rahmah. Hikmah lainnya menjalin silaturahmi dengan keluarga dan tetangga, sebagai momen keharmonisan hubungan keluarga dan tetangga.
Pada kesempatan tahun ini - 2012, Sub Bidang Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten tidak membuang kesempatan untuk mengadakan "ritual" munggahan ini. Bertempat di Rumah Makan "Luy" yang menyediakan makanan khas Serang yaitu Pecak Bandeng. Rumah makan ini berlokasi di Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen Kota Serang. Ternyata tatkala kami setibanya di rumah makan tersebut, padahal waktu masih menunjukkan jam 12.30 WIB tetapi sangat ramai, dominan pengunjung adalah para pegawai di Kabupaten dan Kota Serang.
Tetapi, ada kata pepatah "akan indah pada waktunya", nach setibanya menu yang kami pesan, rasa nikmat pun menghinggapi sehingga rasa kesal karena mengantri pun hilang. Menu kali ini tentunya adalah Pecak Bandeng, ditambah dengan Udang Bakar, Sayur Asem, dan Urap. karena untuk lapanya kehabisan ...
Tradisi Munggahan Di Serang - Banten
Reviewed by Massaputro Delly TP.
on
Senin, Juli 23, 2012
Rating:
Tidak ada komentar: