Gedung Marba Menjadi Icon Kota Lama Semarang

Tidak lengkap rasanya kini bila ke Kota Semarang tidak mampir ke kawasan Kota Lama. Wajah suram, lusuh dan angker dulu kini telah disulap menjadi kawasan wisata siang dan malam. Gedung-gedung tua peninggalan masa kolonial di restorasi oleh pemerintah daerah, BUMN, dan pihak swasta lainnya. Menjadikan kawasan kota lama daya tarik wisatawan, baik itu penduduk lokal maupun luar kota hingga turis asing/luar negeri.

Tidak adanya larangan mudik di masa pandemi virus corona atau COVID-19 pada Idul Adha 1441 H/2020, sebagian masyarakat memanfaatkan mudik, termasuk saya dan keluarga. Tampak selama perjalanan mudik kepadatan dan keramaian masyarakat Indonesia. Mudik Idul Adha tahun ini serasa Idul Fitri, dimana masyarakat tidak boleh mudik pada Idul Fitri lalu dalam rangka menekan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Simpang Lima Semarang: Mudik Idul Adha 2020 Serasa Idul Fitri

Gedung Marba menjadi icon pengunjung untuk berfoto meninggalkan jejak pernah berada di sini. Ditambah keberadaan juru foto lokal sangat membantu wisatawan menggunakan jasanya. Dibayar seiklasnya menjadikan mereka untuk menjadi juru foto menggunakan kamera atau handphone milik pengunjung. Penyediaan properti buat foto semakin ciamik membuat jasa mereka sangat berarti di kawasan kota lama.

Dalam kunjungan sebelumnya, properti yang tersedia adalah sepeda tua dan kembang-kembang. Kali ini propertinya adalah sepeda roda tiga dengan penumpang berada di samping speda. Seperti becak yang di rehap untuk mempercantik penampilan. Saya dan istri pun tidak menyianyiakan kesempatan pada malam ini (31/07/2020).

Hasil jepretan juru foto lokal sekaligus pengatur gaya pun luar biasa. Oleh karena itu, jangan sia-siakan jasa mereka. Selain menjadi pemasukan rezeki, keberadaan mereka juga ikut menggerakan ekonomi industri pariwisata negeri.

Untuk mengetahui sekilas tentang Gedung Marba, dapat dilihat pada postingan kunjungan saya pada tahun lalu disini:

Baca Juga: Gedung Marba dan Kota Lama Semarang? Cantik!